PENYUSUN
Kayla Nazwa Aulia
UNIVERSITAS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
Pendahuluan
Latar Belakang “Bahasa bukan sekedar kata-kata. ia adalah budaya,tradisi,pemersatu komunitas dan Sejarah yang membentuk identitas Masyarakat.” – Noah Chomsky Seiring perkembangan zaman, kehidupan manusia mengalami efisiensi karena revolusi teknologi. Transformasi digital telah melahirkan era digitalisasi, bahkan di prediksi pada tahun 2045 indonesia akan memasuki era society 5.0 , Dimana manusia akan hidup berdampingan dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence). Perubahan ini tidak hanya mempengaruhi aspek ekonomi dan industri, tetapi juga budaya dan Bahasa. Dalam menghadapi era ini, kualitas sumber daya manusia menjadi faktor penentu. Apakah Indonesia akan menjadi bangsa yang menguasai teknologi atau justru dikuasai olehnya. Sayangnya, di tengah pesatnya perkembangan teknologi, eksistensi Bahasa daerah kian tergerus. Dibandingkan Bahasa ibu mereka sendiri, generasi muda lebih akrab dengan Bahasa asing. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan hilangnya identitas budaya bangsa. Pola komunikasi dan interaksi Masyarakat mengalami perubahan karena adanya perkembangan teknologi, terutama di kalangan generasi muda. Meskipun membawa banyak manfaat, kemajuan digital juga memiliki dampak yang mengkhawatirkan terhadap pelestarian budaya, khususnya Bahasa daerah. Berdasarkan laporan state of mobile 2024, Indonesia menjadi negara dengan Tingkat ketergantungan perangkat mobile tertinggi di dunia, dengan rata rata penggunaan mencapai 6,05 jam per hari (Zulfikar,2024). Hal ini mencerminkan bagaimana teknologi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan Masyarakat, termasuk dalam aspek berbahasa. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2022 menunjukkan bahwa 33,44% anak usia dini di Indonesia telah menggunakan ponsel dan 24,96% diantaranya sudah mengakses internet ( ariyani dkk, 2024). Sayangnya penggunaan teknologi ini tidak dimanfaatkan untuk melestarikan Bahasa daerah, melainkan lebih banyak digunakan untuk mengakses konten berbahasa asing atau nasional. Akibatnya, anak-anak semakin jarang menggunakan Bahasa daerah dalam kehidupan sehari-hari, bahkan banyak yang tidak lagi mengenal kosakata dasar Bahasa ibu mereka.
Hal ini menjadi salah satu faktor utama penyebab kepunahan Bahasa daerah. Menurut UNESCO, sebuah Bahasa dianggap terancam punah jika generasi muda tidak lagi menggunakanya dalam komunikasi sehari-hari. Saat ini, Indonesia menghadapi risiko besar dalam pelestarian Bahasa daerah. Indonesia memiliki lebih dari 700 bahasa daerah yang terancam punah akibat kurangnya regenerasi penutur. Jika tren ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin banyak Bahasa daerah akan hilang dalam beberapa dekade mendatang. Indonesia memiliki kekayaan linguistik yang luar biasa dengan lebih dari 700 bahasa daerah. Namun , seiring berjalannya waktu, banyak Bahasa daerah menghadapi ancaman kepunahan. Data dari kementrian Pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi mengungkapkan bahwa 11 bahasa daerah di Indonesia telah punah. Selain itu, 25 bahasa daerah lainnya terancam punah karena mayoritas penuturnya berusia diatas 20 tahun dan jumlahnya sangat sedikit. Generasi tua pun sudah tidak menggunakan Bahasa tersebut untuk komunikasi sehari hari. Berikut tabel yang berisi data mengenai Bahasa daerah yang telah punah dan terancam punah di Indonesia:
Tingginya Tingkat kepunahan Bahasa daerah di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan perubahan sosial, budaya dan pengembangan teknologi. Badan pengembangan dan pembinaan Bahasa kemendikbudristek ( Hamid,2024) mencatat bahwa salah satu penyebab utama adalah kurangnya regenerasi penutur. Banyak orang tua yang lebih memilih menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa asing dalam komunikasi sehari- hari, sehingga anak anak tidak terbiasa denga Bahasa daerah mereka sendiri. Akibatnya , generasi muda kehilangan keterampilan berbahasa daerah. Selain itu, urbanisasi dan globalisasi juga berperan besar dalam pergesaran Bahasa. Dominasi media dan teknologi digital turut mempercepat proses kepunahan Bahasa daerah. Disisi lain, Pendidikan Bahasa daerah juga masih belum mendapatakan perhatian yang cukup dalam kehidupan sehari hari. Jika kepunahan Bahasa daerah tidak segera diatasi, Indonesia akan kehilangan identitas budayanya. Bahasa bukan sekedar alat komunikasi, tetapi juga warisan Sejarah dan kearifan lokal. Hilangnya Bahasa daerah berarti hilangnya tradisi, cerita rakyat dan nilai nilai yang telah diwariskan turun temurun. Selain itu, kepunahan Bahasa daerah melemahkan ikatan budaya generasi muda, menyebabkan krisis identitas dan berkurangnya pemahaman terhadap warisan nenek moyang. Dampak lainnya juga terasa dalam sektor Pendidikan, pariwisata, dan ekonomi, Dimana berkurangnya penggunaan Bahasa daerah dalam menghambat penelitian linguistik serta menurunkan daya Tarik wisata budaya. Untuk mengatasi kepunahan Bahasa daerah, pemerintah telah menerapkan berbagai strategi, seperti pengajaran Bahasa daerah di sekolah, pengembangan kamus digital , serta dokumentasi Bahasa melalui penelitian akademik. Selain itu, badan pengembangan dan pembinaan Bahasa juga berupaya menghidupakan Kembali Bahasa yang terancam punah melalui program revitalisasi Bahasa daerah yang melibatkan Bahasa daerah yang melibatkan Masyarakat setempat. Namun , Upaya ini masih menghadapi berbagai kendala. Salah satunya adalah kurangnya minat generasi muda dalam mempelajari Bahasa daerah, terutama karena dominasi Bahasa Indonesia dan Bahasa asing dalam Pendidikan dan media. Selain itu, kebijakan pemerintah seringkali kurang efektif karena terbatasnya sumber daya dan kurangnya dukungan dari Masyarakat. Jika tidak ada inovasi yang lebih menarik dan interaktif, seperti pemanfaatan teknologi digital dan media sosial, maka Upaya pelestarian Bahasa daerah akan sulit mencapai hasil yang optimal. Oleh karena itu, diperlukan Solusi inovatif untuk melestarikan Bahasa daerah. Lokal Lingo hadir sebagai aplikasi pembelajaran berbasis chatbot AI dan gamifikasi yang membuat belajar Bahasa daerah lebih menyenangkan interaktif dan menyenangkan. Dengan fitur seperti percakapan, kosa kata, Latihan membaca, serta konten dari influencer, aplikasi ini diharapkan dapat menarik minat generasi muda dan menjaga keberlanjutan Bahasa daerah di era digital.
Pembahasan
Lokal Lingo : Konsep Inovasi
Lokal Lingo adalah aplikasi pembelajaran Bahasa daerah berbasis chatbot AI dan gamifikasi yang bertujuan untuk melestarikan Bahasa daerah diera digital. Lokal Lingo memiliki slogan yaitu Lokal Lingo: hidupkan Bahasa, lestarikan budaya. Makna dari slogan tersebut adalah aplikasi Lokal Lingo hadir untuk menghidupkan Kembali Bahasa daerah yang mulai punah agar tetap digunakan dan diwariskan pada generasi mendatang. Hal ini dikarenakan Lokal Lingo memiliki berbagai fitur interaktif, seperti percakapan dengan chatbot, Latihan kosa kata serta permainan edukatif yang membuat proses belajar lebih menyenangkan dan interaktif. Lokal Lingo dirancang untuk seluruh pengguna smartphone, khususnya generasi muda yang ingin belajar dan melestarikan Bahasa daerah. Penggunaannya cukup dengan mengunduh aplikasi lalu memilih Bahasa daerah yang ingin dipelajari. Sehingga kehadiran Lokal Lingo dapat memberikan pengalaman belajar yang interaktif dan menyenangkan. Sebelum menggunakan Lokal Lingo perlu untuk registrasi atau log in akun untuk dapat mengakses fitur Lokal Lingo. Lokal Lingo memiliki beberapa fitur yaitu :
1. Chatbot AI yaitu fitur yang memungkinkan pengguna berlatih percakapan dalam Bahasa daerah dengan respons yang alami
2. Latihan kosa kata yaitu pengguna dapat mempelajari dan menghafal kosa kata dalam Bahasa daerah
3. Membaca cerita daerah yaitu fitur yang menyediakan cerita cerita rakyat dalam Bahasa daerah untuk meningkatkan pemahaman.
4. Evaluasi berbasis kuis yaitu fitur yang dapat menguji pemahaman pengguna melalui berbagai Latihan dan soal
5. Gamifikasi yaitu fitur yang berisi permainan edukatif, seperti teka teki silang dan mini game interaktif
6. Konten Bahasa daerah yaitu konten yang didukung oleh influencer untuk membuat video singkat, podcast dan konten kreatif lainnya untuk meningkatkan minat belajar Bahasa daerah.
Fitur-fitur tersebut memiliki fungsi untuk membantu pengguna dalam mempelajari Bahasa daerah dan mempertahankan nya dengan cara yang interaktif dan menarik. Solusi dirancang dalam bentuk aplikasi untuk mengatasi kepunahan Bahasa daerah dengan pendekatan berbasis teknologi dan budaya. Hanya mengandalkan kesadaran indvidu tanpa adanya Upaya konkret akan kurang efektif dalam menjaga kelestarian bahasa daerah. Dengan menggunakan Lokal Lingo, maka akan memberikan beberapa manfaat antara lain:
1. Meningkatkan kesadaran akan Bahasa daerah
2. Mempermudah pembelajaran Bahasa daerah
3. Melestarikan budaya lokal
4. Meningkatkan minat generasi muda
5. Memudahkan akses ke sumber belajar
Penggunaan Lokal Lingo dapat diakses Dimana saja dan kapan saja. aplikasi ini dirancang untuk memberikan pengalaman belajar Bahasa daerah secara interaktif melalui chatbot AI dan gamifikasi. Karena berbasis digital, Lokal Lingo memerlukan akses internet untuk mengunduh materi pembelajaran, menggunakan fitur chatbot, serta berpartisipasi dalam kuis dan tantangan berbasis gamifikasi. Karena berbasis digital, Lokal Lingo memerlukan akses internet untuk mengunduh materi pembelajaran, menggunakan fitur chatbot,serta berpartisipasi dalam kuis dan tantangan berbasis gamifikasi. Pengembangan Lokal Lingo membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak antara lain akademisi sebagai pihak yang melakukan riset Bahasa daerah, pemerintah sebagai regulator dan penyedia dukungan kebijakan dalam pelestarian Bahasa daerah,pebisnis sebagai investor dan mitra dalam pendanaan serta distribusi aplikasi agar dapat berkembang lebih luas, media sebagai platform promosi dan edukasi untuk memperkenalkan Lokal Lingo kepada Masyarakat dan komunitas sebagai penggerak utama dalam kampanye penggunaan Bahasa daerah dan pengujian aplikasi. Secara lebih jelas, digambarkan dalam kolaborasi pentahelix berikut:
Analisis Implementasi Lokal Lingo Lokal Lingo merupakan Solusi inovatif dalam Upaya pelestarian Bahasa daerah yang terancam punah di Indonesia. Aplikasi ii berbasis digital daan memanfaatkan teknologi untuk memudahkan Masyarakat, khususnya generasi muda, dalam belajar dan memahami Bahasa daerah.
Dalam proses implemnetasinya, diperlukan strategi yang matang mulai dari tahap perancangan hingga evaluasi. Tahap pertama adalah observasi, yang bertujuan untuk merancang konsep aplikasi serta melibatkan berbagai pihak seperti ahli linguistic,pengembang aplikasi lunak dan sponsor. Tahap kedua adalah persiapan, yang meliputi pengembangan sistem, uji coba dan evaluasi fitur. Jika aplikasi dinilai layak, maka akan dilanjutkan ke tahap berikutnya, sedangkan jika belum memenuhi kriteria, makan akan dilakukan penyesuaian ulag. Tahap ketiga adalah implementasi, yaitu proses penerapan aplikasi kepada Masyarakat, dimulai dari peluncuran hingga pengukuran efektivitas dalam meningkatkan kesadaran serta keterampilan berbahasa daerah.Dalam pengembangannya, Lokal Lingo membutuhkan berbagai sumber daya, seperti ahli IT, ahli Bahasa daerah, desainer UI/UX, serta infrastuktur teknologi seperti server dan domain. Selain itu, diperlukan biaya operasional yang mencakup pengelolaan konten, pemeliharaan sistem dan strategi pemasaran. Aplikasi ini memiliki beberapa keunggulan, diantaranya mendukung pembelajaran interaktif berbasis digital, menyediakan berbagai Bahasa daerah yang terancam punah, serta dilengkapi fitur gamifikasi untuk meningkatkan minat pengguna. Namun, ada beberapa kekurangan, seperti kebutuhan biaya pengembangan yang cukup besar dan tantangan dalam mengumpulkan serta memverifikasi data Bahasa daerah yang akurat.
Kesimpulan
Penggunaan Bahasa daerah di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Bahkan, beberapa Bahasa daerah telah punah dan banyak lainnya terancam punah. Fenomena ini bukan sekedar perubahan zaman, melainkan ancaman bagi kekayaan budaya dan identitas bangsa. Jika kepunahan Bahasa daerah terus berlanjut, maka akan menyebabkan hilang nya warisan budaya, lemahnya jati diri Masyarakat lokal dan terkikisnya keberagaman linguistic di Indonesia. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, penulis menawarkan ide inovatif yaitu Lokal Lingo, sebuah aplikasi berbasis digital yang dirancang untuk membantu Masyarakat, khususnya generasi muda, dalam mempelajari dan melestarikan Bahasa daerah. Aplikasi ini dilengkapi berbagai fitur edukatif dan interaktif yang mendorong pengguna untuk lebih tertarik belajar Bahasa daerah dengan cara yang menyenangkan dan mudah di akses. Penulis berharap ide ini tidak hanya sebatas rancangan, tetapi dapat dikembangkan menjadi Solusi nyata dalam menjaga keberlangsungan Bahasa daerah di Indonesia. Dengan adanya Lokal Lingo, diharapkan generasi muda semakin bangga menggunakan dan melestarikan Bahasa daerah sebagai bagian dari identitas nasional.
Daftar Pustaka
Ade R., (2024). Revitalisasi Bahasa daerah hamper punah sebagai dokumentasi Bahasa. Pengabdian deli Sumatera.3(1)
Ariayani R., SandraF.W., samsiar, (2024). Pemanfaatan gadget sebagai teknologi digital sebagai startegi dalam meningkatkan potensi berbahasa anak usia dini. Jurnal on teacher education.5(3).
Atri d.a.,Mahyuni,syahdan,Kamaluddin Y., (2019).faktor faktor penyebab kepunahan Bahasa daerah di tanah Rantau. Jurnal sosial ekonomi dan humaniora.5(1).