Penulis
Risma Arum Azzahroo, Sri Dwi Estiningrum
Jurnal
Jurnal Manajemen Motivasi
Reviewer
Natasya Rahajeng
Latar Belakang
Penggunaan sistem pembayaran kode QR (Quick Response) merupakan sistem yang sedang popular saat ini. Pada umunya, inovasi yang diciptakan pada metode pembayaran e-wallet yakni menggunakan kode QR. Teknologi kode QR dianggap sebagai cara yang inovatif dan dapat memberi kemudahan dalam berbagai kegiatan sistem yang ada, karena memberikan kecepatan pendataan.
Pada tanggal 1 Januari 2020, Bank Indonesia resmi merilis standar untuk penggunaan kode QR Indonesia dengan nama Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS). Merchant yang selalu menyediakan banyak kode QR dari berbagai penerbit ketika pelaggan ingin bertransaksi non-tunai merupakan latar belakang diluncurkannya kanal pembayaran ini. Penggunaan QRIS ini dapat diterapkan pada aplikasi-aplikasi pembayaran yang telah terinstall di smartphone dan terhubung dengan koneksi internet. Aplikasi-aplikasi yang dimaksud ialah e-wallet (dari penerbit perbankan maupun non perbankan) yang digunakan sebagai instrumen pembayaran berbasis server yang sudah mendapatkan izin dari Bank Indonesia.
Tujuan
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi niat menggunakan QRIS sebagai teknologi pembayaran berdasarkan identifikasi faktor- faktor pada Model Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT).
Metode
Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah kuantitatif asosiatif, yang dimana dengan menggunakan tanggapan responden dari penyebaran kuesioner melalui google form, Data dianalisis menggunakan Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-SEM).
Hasil
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ekspektasi kinerja berpengaruh signifikan terhadap minat menggunakan QRIS. Mahasiswa percaya bahwa menggunakan QRIS dapat meningkatkan produktivitas dan mempermudah transaksi. Ekspektasi Usaha tidak berpengaruh signifikan. Pengguna masih ragu-ragu dalam mengoperasikan teknologi QRIS karena teknologi ini masih baru dan belum banyak dikenal. Kondisi yang Memfasilitasi berpengaruh signifikan. Tersedianya perangkat pendukung seperti smartphone dan koneksi internet yang memadai meningkatkan minat dalam menggunakan QRIS. Pengaruh Sosial tidak berpengaruh signifikan. Pengaruh dari orang lain atau lingkungan sekitar tidak cukup kuat dalam menentukan minat menggunakan QRIS.
Kesimpulan
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Ekspektasi Kinerja (EK) dan Kondisi yang Memfasilitasi (KM) berpengaruh positif signifikan terhadap Minat penggunaan QRIS sebagai teknologi pembayaran digital. Semakin meningkatnya pengguna smartphone dengan berbagai tipe yang semakin canggih, dapat membantu menyelesaikan pembayaran dengan cepat sehingga diperkirakan pengguna digital payment dengan teknologi QRIS akan meningkat dengan pesat. Ekspektasi Usaha (EU) dan Pengaruh Sosial (PS) bukanlah prediktor signifikan yang mempengaruhi pengguaan teknologi QRIS. Teknologi QRIS yang cenderung masih baru dan belum populernya di kalangan mahasiswa membuat responden masih ragu untuk dapat mengoperasikan digital payment dengan teknologi QRIS.