MYMENTAL : APLIKASI MENGATASI PERMASALAHAN KESEHATAN MENTAL PADA FRESH GRADUATE DALAM RANGKA MENDUKUNG PEMBANGUNAN EKONOMI BERKELANJUTAN

PENYUSUN

Kescya Ananopan Pennynauli

UNIVERSITAS

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Pendahuluan

 Kesehatan adalah bagian terpenting dalam hidup manusia. Setiap orang tentunya sadar bahwa kondisi kesehatan yang baik dapat menunjang kelancaran mereka dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Mengutip pernyataan dari WHO (2006) bahwa kesehatan tidak hanya seputar kesehatan fisik, akan tetapi berlaku pula dengan kesehatan mental. Layaknya sebuah pepatah yang sejak zaman dahulu diperdengarkan di telinga masyarakat Indonesia bahwa “Dalam Tubuh yang Sehat, Terdapat Jiwa yang Kuat”. Kalimat ini bukan sembarang kalimat, akan tetapi kalimat ini memang terasa nyata dalam kehidupan manusia. Kondisi tubuh seseorang akan berpengaruh kuat terhadap suasana hati dan jiwanya pula.

 Namun dewasa ini, kondisi fisik seseorang tidak selalu sejalan dengan kondisi kejiwaannya. Banyak orang yang terlihat sehat secara fisik, namun ternyata sedang mengalami masalah psikis. Di masa sekarang ini, masalah psikis menjadi masalah yang cukup serius untuk ditanggapi, terutama karena hal ini seringkali menyerang para kawula muda. Padahal, generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang mana mereka harus lebih tangguh daripada generasi sebelumnya. 

 Masalah psikis di kalangan anak muda mungkin seringkali menyoroti pada rentang usia pelajar dibangku sekolah menengah hingga mahasiswa perguruan tinggi. Namun, pada kenyataannya masalah psikis ini dapat berlaku pula untuk fresh graduate atau sarjana muda. Masalah psikis yang paling sering dihadapi oleh fresh graduate ialah kecemasan. Menurut Sigmund Freud dalam Corey (2009 : 17), kecemasan ialah kondisi tegang yang dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Freud dalam Corey (2009: 76) juga menyatakan bahwa kecemasan adalah reaksi terhadap ancaman. 

 Kecemasan yang dialami oleh fresh graduate biasanya berkaitan erat dengan persaingan kerja dan pengangguran. Kecemasan ini dapat berdampak buruk terhadap kesehatan fisik dan produktifitas seseorang. Oleh karena itu, penting bagi fresh graduate untuk mengatasi masalah kecemasan tersebut. Fresh graduate dapat menempuh jalan sederhana dalam meminimalisir kecemasan yang ada. Di era society 5.0 saat ini, berbagai aspek kehidupan tentu terkena dampak baik dari perkembangan teknologi, tak terkecuali dengan aspek psikologis manusia.   Memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk kesehatan mental mungkin masih belum begitu dekat dengan kehidupan masyarakat. Terutama jika produk teknologi yang digunakan adalah smartphone. Namun, tidak dipungkiri pula bahwa benda yang amat dekat dengan kehidupan manusia saat ini ialah smartphone. Oleh karena itu, aplikasi MyMental hadir untuk memberikan terapi sederhana serta dapat pula mendeteksi tingkat keparahan masalah psikologis yang tengah dihadapi penderitanya.

Pembahasan

 Lulusan baru atau fresh graduate adalah masa dimana seseorang mahasiswa lulus kuliah dan bersiap untuk memasuki dunia kerja (Kusuma, 2010). Memasuki dunia kerja tidak semudah yang dibayangkan, mengingat sempitnya lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan tingkat persaingan menjadi sangat ketat. Hal inilah yang menyebabkan banyak fresh graduate mengalami kesulitan dalam menemukan pekerjaan bahkan tak jarang harus menyandang status pengangguran dalam rentang waktu yang cukup lama. Kondisi yang rumit seperti ini dapat menjadi pemicu timbulnya rasa khawatir, cemas, gelisah, merasa tertekan, bingung harus melakukan apa, dan rasa tidak puas akan hidup yang mereka miliki.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Nurjanah, 2020) bahwa terdapat banyak faktor yang membuat mahasiswa fresh graduate mengalami kecemasan dalam mencari pekerjaan yaitu kurangnya soft skill seperti leadership, public speaking, kurangnya pengalaman organisasi, kurangnya kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri dan kurangnya informasi mengenai pekerjaan itu sendiri. Selain itu, semakin rendahnya orientasi mengenai masa depan membuat kecemasan mahasiswa fresh graduate semakin meningkat untuk menghadapi dunia kerja (Hanim & Ahlas, 2020). 

 Mengutip pernyataan Leahy bahwa menganggur (tidak bekerja) dapat menurunkan kualitas kesehatan mental, kesejahteraan objektif, dan kepuasan hidup individu karena mereka khawatir dengan keadaan finansial (keuangan) mereka (Mustikasari, 2018). Kondisi yang disampaikan oleh Leahy ini tentunya berkaitan erat dengan fresh graduate. Bagi lulusan baru, kesehatan mental menjadi bagian yang amat penting, mengingat adanya tes psikotes dan tes wawancara pada serangkaian seleksi lamaran pekerjaan.

 Selain itu, kesehatan mental yang baik bagi fresh graduate dapat menunjang proses pencarian lapangan pekerjaan. Menurut Myers seseorang yang memiliki optimisme dalam dirinya akan cenderung lebih banyak senyum, bekerja keras, kreatif, dan pantang menyerah (Harpan, 2015). Optimisme tumbuh ketika kesehatan mental seseorang dalam keadaan baik-baik saja. Oleh karena itu, Fresh graduate sangat membutuhkan sifat optimisme tersebut. Hal ini karena banyaknya sisi positif yang terkandung didalamnya yang mana akan menjadi suatu nilai tambah tersendiri bagi pribadi mereka yang sedang mencari pekerjaan.

 Kesehatan mental yang baik tentunya berdampak positif terhadap perekonomian. Seperti yang sudah diketahui bersama, pergerakan ekonomi tidak selalu berada pada posisi yang positif, akan tetapi adakalanya ekonomi menyentuh garis yang negatif. Ketika pergerakan ekonomi berada pada posisi negatif, maka pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ekonomi dan bisnis tersebut diharapkan mampu bertahan dalam menghadapi tekanan ekonomi yang ada. 

 Merujuk pada sebuah penelitian yang dilakukan oleh Layard (2017) di United Kingdom, Amerika Serikat, dan 6 negara OECD bahwa dampak dari kesehatan mental dapat mengakibatkan penderitanya menjadi pengangguran dan apabila penderita kesehatan mental tersebut bekerja, maka akan menjadi kurang efektif. Funk et al (2012) mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara kemiskinan dan kesehatan mental. Hal ini sudah dibuktikan pada negara-negara dengan tingkat penghasilan rendah. Dampak yang ditimbulkan dari kedua hal tersebut ialah adanya peningkatan terhadap tunawisma, angka kriminalitas, dan menyempitnya lapangan kerja serta penurunan pendapatan.

 Berdasarkan paparan yang telah disampaikan sebelumnya mengenai dampak buruk dari hubungan antara kemiskinan dan kesehatan mental, maka dapat disimpulkan bahwa kesehatan mental merupakan aspek yang tidak bisa diabaikan dalam proses pelaksanaan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, aplikasi MyMental hadir menjelma sebagai strategi sederhana dalam mengantisipasi permasalahan kesehatan mental agar tingkat keparahannya tidak jauh berkembang.

 Aplikasi MyMental disini berperan sebagai media penghubung antara pasien dan dokter spesialis. Dalam pengoperasiannya, MyMental menyediakan dua layanan, yakni layanan online dan juga offline. Sehingga para pengguna dapat mengakses aplikasi dimana saja dan kapan saja. Berikut beberapa fitur yang tersedia pada aplikasi MyMental. 

  1. Mental Checking. Fitur ini berfungsi untuk melakukan tes pribadi, dimana dalam tes tersebut sudah disediakan berbagai pertanyaan yang menyinggung tentang permasalahan yang kerap kali muncul dalam aktivitas manusia. Sehingga fitur ini juga menyediakan persentase mengenai tingkat kebutuhan akan perawatan khusus dari dokter atau terapi sendiri bagi para pengguna layanan. Selain itu, dalam mental test juga sudah disediakan beberapa daftar rekomendasi dokter spesalis daerah bagi pengguna yang membutuhkan penanganan khusus atau serius. 
  2. Activity. Fitur ini berfungsi menyediakan jadwal tersendiri yang dapat diatur oleh para penggunanya. Sehingga produktivitas sehari-hari dapat ditinjau atau diatur dengan baik. Contohnya terdapat jam tidur yang teratur, jam makan, dan kegiatan lainnya, sehingga aktivitas para pengguna dapat berjalan secara sehat. Selain itu, pada fitur ini tersedia pula pesan pop-up yang mana jika sudah memasuki jam makan, maka akan terdapat notifikasi untuk mengingatkan makan. Kebaikan terakhir yang diberikan oleh fitur ini ialah terdapat beberapa kata-kata motivasi di jam-jam tertentu yang sudah diatur oleh para pengguna, sehingga hal ini bisa meningkatkan rasa percaya diri dan menurunkan rasa kekhawatiran dalam menjalani hari-hari selanjutnya. 
  3. Chat. Dalam aplikasi MyMental juga dilengkapi dengan fitur chat, dimana para pengguna bisa berinteraksi dengan pengguna lainya. Sehingga ketika pengguna layanan ini mengalami kesepian, maka dapat melakukan percakapan di fitur tersebut. Dalam penerapannya pun pengguna akan diarahkan ke beberapa kelompok chat, sehingga para pengguna aplikasi MyMental dapat berinteraksi dengan beberapa kelompok orang yang menderita masalah yang sama. Tujuannya yakni agar mereka dapat saling berbagi tentang cara menangani kasus mental atau mungkin hanya sekedar berbagi cerita. Selain itu, fitur ini juga menerapkan sistem anonym, sehingga pengguna tidak perlu khawatir akan cerita yang mereka bagikan kepada pengguna lainnya. Sistem ini juga dimaksudkan untuk menghindari intimidasi dari oknum-oknum tidak bertanggung jawab. Ditambah lagi, fitur

ini hanya bisa mengirim pesan tertulis dan tidak memberikan layanan mengirim pesan gambar ataupun suara. 

  • Selfcare. Fitur ini memiliki fungsi yang sangat bermanfaat bagi para penggunanya, dimana dalam fitur ini telah disediakan beberapa selfcare seperti game ringan yang dapat memberikan ketenangan. Selanjutnya, fitur ini menyediakan beberapa langkah dalam menangani kasus gangguan psikologis yang diindap oleh para penggunanya. Kemudian fitur ini menyediakan pula lagu-lagu selfhealing yang dapat membantu para pengguna dalam proses mengistirahatkan tubuh atau sekedar menenangkan pikiran sejenak. Selain itu, dalam fitur Selfcare ini juga disediakan satu tempat coretan online dimana para penggunanya dapat berkreasi atau sekedar mencoret-coret dalam rangka menenangkan pikiran dan mengalihkan pikiran dari self-harming
  • Diary Pribadi. Fitur ini memiliki peran dalam menampung keluh kesah dari para pengguna yang disalurkan dalam bentuk ketikan tulisan. Diary pribadi ini dilengkapi dengan kunci keamanan berupa password,sehingga orang lain tidak dapat membuka fitur ini sembarangan. Selain itu pula, di dalam fitur ini, para pengguna layanan akan ditemani oleh karakter animasi bernama “Poro” sebagai sang penjaga diary. Animasi “Poro” ini memiliki fungsi utama sebagai alarm ketika terjadi kesalahan memasukkan password sebanyak tiga kali. Fungsi lainnya dari karakter “Poro” ini ialah dapat mengeluarkan beberapa kata penyemangat, sehingga bisa menjadi sebuah hiburan tersendiri bagi para pengguna aplikasi MyMental. (Animasi “Poro” ini didesain dalam bentuk kelinci putih yang secara khusus disediakan untuk menjaga diary para pengguna aplikasi MyMental).

Dalam penggunaan aplikasi MyMental ini, para calon pengguna hanya perlu mendaftarkan diri mereka ke aplikasi ini dengan menggunakan email pribadi. Keseluruhan data dari perkembangan kesehatan mental dan juga hasil test dari pengguna akan terintegrasi langsung ke email pengguna. Aplikasi MyMental ini akan melakukan kerjasama dengan beberapa dokter spesialis kejiwaan agar fitur   Mental Checking dapat digunakan secara optimal.

Kesimpulan

 Kesehatan adalah bagian terpenting dalam hidup manusia. Setiap orang tentunya sadar bahwa kondisi kesehatan yang baik dapat menunjang kelancaran mereka dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Kesehatan tidak hanya seputar kesehatan fisik, akan tetapi berlaku pula dengan kesehatan mental. Masalah psikis mungkin seringkali berpusar pada kalangan anak muda, terutama dalam rentang usia pelajar dibangku sekolah menengah hingga mahasiswa perguruan tinggi. Namun, pada kenyataannya masalah psikis ini dapat berlaku pula untuk fresh graduate atau sarjana muda.

Lulusan baru atau fresh graduate adalah masa dimana seseorang mahasiswa lulus kuliah dan bersiap untuk memasuki dunia kerja. Fresh graduate mengalami kecemasan karena sulitnya dalam menemukan pekerjaan bahkan tak jarang harus menyandang status pengangguran dalam rentang waktu yang cukup lama. Faktor yang membuat mahasiswa fresh graduate mengalami kecemasan dalam mencari pekerjaan yaitu kurangnya soft skill seperti leadership, public speaking, kurangnya pengalaman organisasi, kurangnya kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri dan kurangnya informasi mengenai pekerjaan itu sendiri.

Padahal kesehatan mental adalah salah satu aspek penting dalam menjalankan proses pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Oleh karena itu, aplikasi MyMental hadir menjelma sebagai strategi sederhana dalam mengantisipasi permasalahan kesehatan mental agar tingkat keparahannya tidak jauh berkembang. Aplikasi MyMental ini terdiri dari beberapa fitur yakni Mental Checking, Activity, Chat, Selfcare, dan Diary Pribadi.  Diharapkan semua pihak dapat saling mendukung dan bekerja sama dalam menjaga kestabilan kesehatan mental satu sama lain demi terciptanya kesejahteraan psikologis, sumber daya manusia yang unggul, dan kelancaran dalam pembangunan yang berkelanjutan di Indonesia.

Daftar Pustaka

Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling & Psikoterapi. Bandung: PT. Refika Aditama

Funk, M., Drew, N., & Knapp, M. (2012). Mental health, poverty and development. Journal of public mental health.

Hanim, L. M., & Ahlas, S. A. (2020). Orientasi Masa Depan dan Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja pada Mahasiswa. Jurnal Penelitian Psikologi, 11(1), 41-48.

Harpan, A. (2015). Peran Religiusitas dan Optimisme terhadap Kesejahteraan Psikologis Remaja. Jurnal Empati, 3 (1), 1 – 18.

Kusuma,          Wahyu             D.        2010.   Dilema            Fesh    Graduate. http://www.edukasi.kompasiana.com//dilemafreshgraduate.htm.

Layard, R. (2017). The economics of mental health. IZA World of Labor.

Mustikasari, R. (2018). Efektivitas Expressive Writing Untuk Menurunkan Kecemasan Pada Mahasiswa Fresh Graduate yang sedang Mencari Kerja.

Skripsi (dipublikasikan). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta

World Health Organization. (2006). CONSTITUTION OF THE WORLD

HEALTH ORGANIZATION. Basic Documents, Forty-fifth edition, Supplement, October 2006

Zhang Y, Huang X, Yang Y, Liu X, Yang C, Wang A, et al. (2018) Double burden of malnutrition among children under 5 in poor areas of China. PLoS ONE 13(9): e0204142. https://doi. org/10.1371/journal.pone.0204142

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *