PENYUSUN
Dea Mustika
UNIVERSITAS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Semburat jingga di ufuk barat sudah mulai terlihat. Orang-orang semakin ramai datang ke pantai sore itu, begitu juga Yasmine. Tapi, Yasmine berada di sana bukan untuk menikmati indahnya senja. Yasmine bekerja sebagai pelayan cafe yang ada di dekat pantai. Cafe tempat Yasmin bekerja bernama ‘Dusk Cafe’.
Setiap sore, ‘Dusk Cafe’ selalu penuh dengan pengunjung. Banyak pelayan yang tampak kelelahan mengantarkan pesanan. Tetapi Yasmine masih kelihatan semangat, walaupun keringat mulai tampak di wajahnya.
Setelah senja usai, para pengunjung cafe mulai berkurang dan hanya tersisa satu orang saja yang ada di pojok cafe. Dia hanya duduk melamun melihat ke arah pantai sambil mengaduk-aduk minumannya. Hingga cafe hampir tutup, dia masih betah duduk di sana.
“Permisi Tuan, cafenya sebentar lagi tutup”, Yasmine menghampiri laki-laki itu untuk mengingatkan nya. Dia tanpa kata langsung bangkit dan berjalan meninggalkan cafe. Yasmine lalu mengambil gelas kotor dan membawanya ke dapur. Setelah semua pekerjaannya selesai, Yasmine pamit pulang kepada pemilik cafe.
Yasmine berjalan kaki menyusuri jalanan yang mengarah ke rumahnya. Rumah Yasmine tidak jauh dari cafe, sekitar 10 menit dengan berjalan kaki. Yasmine berjalan kaki sambil bersenandung kecil, entah apa yang membuat Yasmine terlihat begitu ceria.
Setelah berjalan sekitar 10 menit, Yasmine akhirnya sampai ke rumahnya. Rumah Yasmine tidak besar, hanya rumah yang memiliki 2 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 kamar mandi, 1 toilet, dan 1 dapur yang menyatu dengan ruang keluarga. Begitu masuk ke rumah, muka Yasmine yang awalnya ceria perlahan berubah sendu.
Yasmine merindukan kedua orang tuanya. Ya, orang tua Yasmine sudah meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Mereka saat itu ingin menyebrang jalan dan tanpa diduga ada mobil yang melaju kencang ke arah mereka. Tanpa sempat menghindar, mereka ditabrak dan terpental cukup jauh hingga meninggal di tempat.
Sejak saat itu, Yasmine hanya tinggal sebatang kara. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, Yasmine bekerja sebagai kasir di sebuah minimarket kecil dari pagi hingga siang dan pelayan di ‘Dusk Cafe’. Yasmine sudah mengikhlaskan kepergian kedua orang tuanya walaupun terkadang ada keinginan untuk segera menyusul mereka. Tapi Yasmine tau, kalau orang tuanya tidak akan suka dengan hal itu.
Keesokan harinya, aktivitas Yasmine masih sama. Mulai dari bangun tidur, membuat sarapan sederhana, dan pergi bekerja. Setelah selesai bekerja di minimarket, Yasmine langsung pergi ke cafe.
Setelah sampai, Yasmine istirahat makan siang terlebih dahulu, lalu baru mulai bekerja. Sama seperti hari-hari sebelumnya, ‘Dusk Cafe’ selalu penuh dengan pengunjung, terutama sore hari. Laki-laki kemarin datang lagi ke cafe dan memilih duduk di pojok. Hal itu berlangsung selama berminggu-minggu.
Yasmine memberanikan diri untuk menyapa laki-laki tersebut setelah cafe sepi.
“Hai, aku boleh duduk di sini?” tanya Yasmine.
“Duduk aja” kata laki-laki itu.
“Kenalin nama aku Yasmine, nama kamu siapa?”
“Ethan”
Setelah perkenalan singkat itu, keduanya sama-sama terdiam dan hanya melihat ke arah pantai.
Sejak saat itu, mereka mulai dekat satu sama lain. Ethan tidak pernah absen ke cafe hanya untuk melihat Yasmine. Dan sudah menjadi rutinitas sehari-hari Ethan juga mengantar Yasmine pulang.
“Ethan, nanti berhenti di minimarket ya, ada yang mau aku beli”
“Oke”
Setelah selesai berbelanja, mereka lalu melanjutkan perjalanan. Yamine tiba-tiba ingat saat pertama kali ketemu Ethan.
“Ethan, kenapa kamu dulu suka melamun saat di cafe?”
Ethan terdiam sejenak dan raut wajahnya berubah sendu.
“Aku akhir-akhir ini ingat lagi kesalahan terbesar yang pernah aku perbuat”
Yasmine yang mendengar itu memandang Ethan dengan bingung.
“Emangnya apa yang kamu lakukan?” tanya Yasmine dengan raut penasaran.
“Suatu hari nanti kamu akan tau. Saat ini aku belum siap menceritakannya” sahut Ethan.
“Gapapa Ethan, aku paham. Tidak semua hal harus kamu bagi kok”
Setelah beberapa bulan dekat, Ethan mulai menyadari perasaannya kepada Yasmine lebih dari sekedar teman. Dan hari ini, Ethan berencana untuk mengungkapkan perasaannya. Setelah Yasmine selesai bekerja, Ethan mengajak Yasmine untuk ke pantai terlebih dahulu.
“Yasmine, kita ke pantai dulu yuk”
“Boleh, ayo ke pantai sekarang. Nanti udaranya semakin dingin”
Mereka pun berjalan ke pantai. Sesampainya di pantai, Yasmine duduk di pasir dan menikmati udara segar dari pantai sambil memejamkan matanya. Sedangkan Ethan, dari tadi terus-menerus melihat ke arah Yasmine.
“Yasmine, ada yang mau aku bicarakan”
“Apa?”
“Aku gak tau sejak kapan perasaan ini muncul. Aku selalu merasa nyaman dan bahagia saat bersama kamu Yasmine, aku menyukai mu”
Yasmine terdiam sejenak sambil mencari kebohongan di mata Ethan dan dia tidak menemukannya.
“Aku juga sudah lama menyukai mu”, balas Yasmine.
Mendengar balasan Yasmine, Ethan tersenyum lega dan segera memeluk Yasmine.
Setelah beberapa bulan, mereka sepakat untuk membawa hubungan mereka ke arah yang lebih serius. Ethan sudah mengenalkan Yasmine kepada orang tuanya dan orang tua Ethan merestui hubungan mereka. Yasmine juga sudah memberi tau Ethan bahwa kedua orang tuanya sudah meninggal.
Suatu hari, Ethan tiba-tiba ingin berbicara serius dengan Yasmine.
“Yasmine, aku mau menceritakan sesuatu”
“Kamu mau cerita apa?”
“Aku mau menjawab pertanyaan kamu dulu kenapa aku sering melamun saat di cafe. Dulu aku ingat lagi dengan kesalahan yang aku perbuat. 3 tahun yang lalu, aku pernah menabrak orang sampai meninggal. Aku ingat, saat itu aku sedang mabuk dan tidak melihat lampu lalu lintas. Aku mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi dan saat lampu lalu lintas berubah menjadi merah aku tidak melihatnya. Dan saat itu ada pasangan suami istri hendak menyebrang jalan, tapi aku tidak sempat menghindar dan tabrakan itu terjadi. Aku ketakutan dan langsung melarikan diri. Aku juga mengancam kepolisian untuk tidak menyelidiki kasus ini”.
“Apakah kamu menabrak kedua orang itu di jalan Diponegoro 2?” tanya Yasmine dengan raut yang tidak terbaca.
“Ya”
“Jadi kamu orang yang telah menabrak kedua orang tua ku” ucap Yasmine tanpa ekspresi
Ethan yang mendengar itu pun terkejut. Ternyata pasangan suami istri yang dia tabrak adalah orang tau Yasmine.
“Yasmine, aku benar-benar minta maaf. Aku tidak sengaja menabrak kedua orang tua mu” ucap Ethan dan penuh penyesalan.
“Apakah dengan permintaan maafmu, orang tuaku bisa hidup lagi? Tidak, Ethan. Kamu penyebab kedua orang tuaku meninggal” balas Yasmine dengan nada marah.
Setelah itu Yasmin mulai berlari meninggalkan Ethan. Ethan yang masih berusaha mencerna semuanya tidak berusaha mengejar Yasmine. Di sepanjang jalan menuju rumahnya, Yasmine tidak berhenti menangis begitu juga setelah sampai. Yasmine tidak berhenti menangis sampai akhirnya dia tertidur.
Keesokan harinya, Yasmine berziarah ke makam kedua orang tuanya. Dia mulai menceritakan tentang siapa yang telah menabrak kedua orang tuanya.
“Ibu, aku harus gimana? Di satu sisi aku mencintai dia. Tapi aku juga tidak bisa bersama dengan orang yang telah menyebabkan orang tua ku meninggal” ungkap Yasmine sambil menangis.
Setelah puas, Yasmine akhirnya pulang. Dan selama beberapa minggu, dia menghindari Ethan. Sampai pada akhirnya, Ethan memberanikan diri untuk meminta maaf lagi pada Yasmine. Ethan yang melihat Yasmine sedang duduk di pinggir pantai, segera menghampirinya.
“Yasmine. Aku minta maaf telah menabrak kedua orang tua mu. Aku benar-benar sedang mabuk saat itu. Sekarang kalau kamu mau melaporkan aku ke polisi, aku terima. Tapi tolong maafkan aku Yasmine” ucap Ethan penuh penyesalan.
“Aku sudah memaafkan mu Ethan. Itu sudah menjadi takdir orang tua ku”
“Terima kasih banyak Yasmine” ucap Ethan sambil memeluk Yasmine.
“Lalu, apakah kamu mau melanjutkan hubungan kita?” tanya Ethan
“Ya, aku mau Ethan” balas Yasmine sambil tersenyum lembut
“Kamu seperti senja Yasmine”
“Kenapa? Senja itu hanya sementara. Apakah aku hanya tempat persinggahan sementara mu?”
“Bukan itu maksudku, hati kamu yang seindah senja. Kamu mau memaafkan kesalahan ku walaupun aku tau itu tidak mudah bagi kamu, aku sangat bersyukur Yasmine. Semua orang mungkin tau seberapa baiknya kamu pada orang lain, tapi aku yang merasakan itu. Dan aku berharap senja itu tidak akan pernah hilang dan akan selalu bersinar”.
Tamat