PENYUSUN
Siti Hadijah
UNIVERSITAS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Pendahuluan
Pada awal Juli 1997 indonesia dilanda krisis moneter dan berubah menjadi krisis ekonomi. Berlangsungnya krisis moneter pada tahun 1997 kurang lebih 2 tahun. Lalu munculah krisis ekonomi disebabkan lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang tutup dan meningkatnya penganguran akibat tidak stabilnya ekonomi pada saat itu. Krisis ekonomi ini bukan hanya disebabkan oleh krisis moneter tapi ada juga hal lain yang menjadi penyebab terjadinya krisis ekonomi yaitu kegagalan panen padi di banyak tempat karena musim kering yang panjang , hama, kebakaran hutan secara besar-besaran di Kalimantan dan peristiwa kerusuhan yang melanda banyak kota pada pertengahan Mei 1998 lalu dan kelanjutannya juga menjadi penyebabnya.
Reformasi pun hadir setelah negara ini mengalami krisis dari berbagai aspek seperti moneter dan ekonomi serta yang lainnya. Bahkan ada krisis kebutuhan pokok, sehingga membuat orde baru adalah orde yang menyengsarakan rakyat. Presiden Baharuddin Jusuf Habibie dikenal sebagai rezim transisi. Salah satu tantangan sekaligus capaiannya adalah pemulihan kondisi ekonomi, dari posisi pertumbuhan minus 13,13 persen pada 1998 menjadi 0,79 persen pada 1999. Habibie menerbitkan berbagai kebijakan keuangan dan moneter dan membawa perekonomian Indonesia ke masa kebangkitan. Kurs rupiah juga menguat dari sebelumnya Rp 16.650 per dollar AS pada Juni 1998 menjadi Rp 7.000 per dollar AS pada November 1998.
Namun pada era jokowi terjadinya musibah kembali yaitu pandemi covid yang membuat lumpuh beberapa aspek kehidupan. Maka dari itu jokowi memberikan arahan untuk meningkatkan sektor pertanian karena sektor ini menempati posisi yang semakin sentral, dalam menjaga stabilitas ekonomi negeri terutama menjaga ketahanan pangan.
Lalu bagaimana cara meningkatkan ketahanan pangan pada masa sekarang, mari kita cari tau terlebih dahulu sebenarnya apa itu pangan dan mengapa begitu penting. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat.
Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun dalam Deklarasi Roma (1996). Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya UU No. 7/1996 tentang Pangan. Sebagai kebutuhan dasar dan salah satu hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidak-stabilan ekonomi. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga terjadi jika ketahanan pangan terganggu. Kondisi pangan yang kritis ini bahkan dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas Nasional. Nah, begitu pentingnya pangan bagi kehidupan.
Bagi Indonesia, pangan sering di dentikkan dengan beras karena jenis pangan ini merupakan makanan pokok utama walaupun masih banyak jenis pangan lainya. Pengalaman telah membuktikan kepada kita bahwa gangguan pada ketahanan pangan seperti meroketnya kenaikan harga beras pada waktu krisis ekonomi 1997/1998, yang berkembang menjadi krisis multidimensi, telah memicu kerawanan sosial yang membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas Nasional.
Pengertian ketahanan pangan, tidak lepas dari UU No. 18/2012 tentang Pangan. Disebutkan dalam UU tersebut bahwa Ketahanan Pangan adalah “kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan”. Yang menunjukan bahwa kondisi dimana tidak perlu khawatir atas kekurangan pangan sebab sudah terjamin ketahananya. Lalu bagaimana kita dapat mewujudkan ketahanan pangan itu, karena berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga terjadi jika ketahanan pangan terganggu. Kondisi kritis ini bahkan dapat membahayakan stabilisasi nasional terutama ekonomi
Pembahasan
Petani merupakan kunci ketahanan pangan negeri. Namun sayangnya banyak yang tidak berminat menjadi petani terutama kaum muda. Sehingga banyak petani sekarang yaitu mereka yang sudah memiliki usia lanjut. Petani adalah satu profesi yang banyak ditemukan di indonesia. Namun walaupun begitu sebagian dari mereka terpaksa bekerja sebagai petani sebab tidak ada lagi mata pencaharian lain. Terlebih anak muda, tentunya akan berpikir berulang kali jika ingin menjadi petani. Petani selalu di gambarkan adalah orang yang memiliki kehidupan susah, serta orang minim kesejahteraan dan merupakan pekerjaan orang desa yang dilakukan kebanyakan orang yang sudah tua. Daya minat anak muda menjadi petani sangat kurang.
Berikut grafik tahun 2018 jumlah petani berdasarkan umur
Grafik penurunan jumlah petani diindonesia dari tahun ke tahun
Dari grafik diatas dapat dilihat hal sangat memprihatinkan, penurunan jumlah petani serta kaum muda yang tak minat dengan profesi satu ini. Padahal sedikit banyaknya petani menentukan ketahanan pangan dalam negeri sehingga dapat menjaga stabilitas ekonomi Harga pangan dalam negeri akan terus melonjak jika kita terlalu banyak melakukan impor salah satunya beras. Pangan salah satu kunci kesejahteraan masyarakat, karena banyak dicari dan menjadi kebutuhan pokok. Jika harga tinggi tentu masyarakat akan sulit membeli. Padahal negara kita negara agraris namun masih mengimpor pangan dari luar. Hal ini disebabkan kurang maksimalnya kita dalam memberdayakan sumber daya yang ada di indonesia. Maka munculnya program petani muda, yaitu suatu program yang mewajibkan seluruh anak-anak muda untuk bercocok tanam dan bertani.
Petani muda bisa menjadi penggerak ketahanan pangan. Penggerak terbagi mejadi petani formal yaitu tingkatan petani di tingkatan murid PAUD, Sekolah Dasar, SMP, dan SMA. Selanjutnya ada golongan petani nonformal seperti murid kesetaraan paket A/B/C serta mahasiswa. Sebisa mungkin di ajarkan bertani seusia dini sehingga akan memunculkan minat anak muda terhadap pertanian. Analoginya seperti ini jika ada sepuluh orang menanam satu tanaman saja, maka sudah ada 10 tanaman yang dapat dinikmati nanti hasilnya.
Saya coba ambil sampel mahasiswa aktif universitas tanjungpura tahun 2022 yaitu sebanyak 36145 orang berdasarkan data pada pddikti, masing-masing mahasiswa diminta untuk menanam 2 jenis tananam saja dapat berupa, jahe, kunyit, lengkuas dan lain sebagainya yaitu berupa jenis tanaman yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat. Maka jumlah mahasiswa dikali jumlah tanaman yang ditanam yaitu 36145 x 2 = 72290 tanaman. Sehingga terlihat jumlah tanaman yang sangat banyak
Dengan adanya program petani muda ketahanan pangan akan menjadi lebih kuat dan dapat meningkatkan stabilititas pereokonomian. Indikator keberhasilan program ini yaitu harga sembako akan lebih murah. Misalnya harga cabe Rp 65.000 per kilo dapat turun menjadi Rp 40.000 atau bahkan setengah dari harga sebelum akibat adanya program petani muda ini.
Jika harga kebutuhan pokok murah maka akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tak perlu pusing memikirkan besok makan apa, atau dilema dengan harga sembako yang mahal. Sebab kebutuhann pokok itu sudah tersedia disekitar kita dan bebas untuk memanen hasil tanam kita. Pendidikan juga akan lebih baik karena kesejahteraan meningkat dan dapat merealisasikan sila ke lima yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dapat kita amati negara –negara berikut yang sukses dalam pertanian mereka seperti Israel. China, Jepang, dan Thailland. Mereka merupakan negara yang memanfaatkan teknologi untuk bertani bahkan menjadi negara pengekspor bahan pokok seperti beras dan sebagainya.
Ada beberapa cara untuk mengimplementasikan program ini. Dimulai dari guru, dosen yang terlebih dahulu memulai bercocok tanam mendukung berlangsungnya program ini. Petani tak melulu tentang tanah yang kotor atau teriknya panas matahari. Harus adanya moderenisasi dari sektor pertanian. Program ini harus diikuti semua orang namun sekarang terfokus pada anak-anak muda terlebih dahulu. Mungkin yang jadi permasalahan tidak adanya lahan terutama anak muda yang ada diperkotaan. Tenang saja masih ada cara efektif lainnya, seperti menanam di poiliback atau cara hidroponik yang dapat merealisasikan berjalanan program petani muda ini. Bagi anak-anak muda yang hidupnya didesa tentu lebih banyak kesempatan untuk bercocok tanam, kadang banyak lahan kosong yang tidak dimanfaatkan. Pengusaaan teknologi pertanian juga harus di maskimalkan agar hasil tadi pertanian tersebut lebih baik, dan meningkat. Maka dari itu butuh bantuan dari pemerintah untuk mendukung program ini baik pemerintah pusat maupun daerah. Dapat memberikan bantuan berupa dana, peralatan pertanian serta tekologi terkini yang dapat medukung berlansungnya program petani muda ini Dengan catatan bahwa anggaran ini sampai pada pihak yang tepat.
Kesimpulan
Ketahanan pangan dalam negeri dapat diwujudkan dengan memaksimalkan sumber daya manusia yang ada terutama anak muda. Program petani muda ini bertujuan menjaga ketahanan pangan dalam negeri agar terwujudnya stabilitas perkonomian. Program ini sangat butuh bantuan pemerintah untuk memfasilitasi. Bertani tak melulu dengan hal kotor. Pemanfaatan teknologi juga harus segera di kembangkan agar dapat mengefisenkan waktu dan sangat efektif. Kita dapat mencontoh negara-negara yang maju dalam sector pertanian.
Daftar Pustaka
http://www.bulog.co.id/beraspangan/ketahanan–pangan/,diakses pada 3 November 2022
https://www.bmeb–bi.org/index.php/BEMP/article/view/183, diakses pada 3 November 2022
https://bisnis.tempo.co/read/1461833/23–tahun–reformasi–4–penyebab–utamakrisis–moneter–1998–nilai–mata–uang–anjlok, diakses pada 3 November 2022 https://jeo.kompas.com/jejak–pertumbuhan–ekonomi–indonesia–dari–masa–kemasa, diakses pada 3 November 2022
https://www.kompasiana.com/uswatunkhasanah3190/5fa4fd574b9a4734580265f2 /perekonomian–indonesia–di–era–orde–lama–orde–baru–dan–reformasi, diakses pada 3 November 2022