Penulis
Joko Prayitno Susanto; Arif Dwi Santoso; Nawa Suwedi
Jurnal
Jurnal Teknologi Lingkungan
Reviewer
Roro Ayu Rahmadhani
Latar Belakang
Industri kelapa sawit Indonesia berperan penting dalam devisa negara. Pada 2016, ekspor mencapai 25,7 juta ton senilai US$ 17,8 miliar, dan Indonesia menjadi produsen terbesar dunia dengan total produksi sebesar 32 juta ton (46,6% dari produksi dunia). Permintaan global terhadap minyak terus meningkat, mencapai 95,7 juta ton pada 2020. Namun, industri ini menghasilkan limbah padat, cair, dan gas, termasuk tandan kosong, cangkang, abu, POME, dan gas buangan. Pengolahan 1 ton tandan buah segar menghasilkan limbah padat seperti tandan kosong (23%), cangkang (6,5%), lumpur sawit (4%), serat (13%), dan limbah cair (50%). Pabrik berkapasitas 50 ton per jam dapat menghasilkan 23.250 ton limbah padat per hari yang jika tidak diolah secara optimal, dapat merusak lingkungan dan mengurangi produktivitas industri sawit. Paper ini mencoba menghitung potensi limbah padat kelapa sawit sebagai sumber energi terbarukan menggunakan metode LCA (Life Cycle Assessment) dengan fokus pada serat dan cangkang untuk digunakan sebagai bahan bakar boiler pengganti energi fosil. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu praktisi industri kelapa sawit memanfaatkan limbah padat secara lebih efisien, mendukung pembangunan berkelanjutan dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk membahas dan menghitung potensi limbah padat sawit menjadi energi terbarukan dan pengaruhnya terhadap peningkatan nilai net energy balance (NEB) dan net energy ratio (NER).
Metode
Metode yang digunakan dalam adalah metode life cycle assessment (LCA) berdasarkan kerangka kerja ISO 14040. Metode ini digunakan untuk menghitung faktor energi dari limbah padat kelapa sawit dan mengevaluasi kontribusinya terhadap net energy balance (NEB) dan net energy ratio (NER) produksi biodiesel dari kelapa sawit. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dari berbagai literatur yang terpercaya dan up-to-date. Data tersebut mencakup informasi mengenai material, energi, dan limbah dari proses produksi biodiesel. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan inventory data input dan output produksi 1 ton biodiesel yang diadaptasi dari literatur lain. Selanjutnya, data yang dikumpulkan dan diolah digunakan untuk menghitung NEB dan NER produksi biodiesel dari kelapa sawit. NEB dihitung sebagai perbedaan antara total energi output (termasuk energi yang terkandung dalam produk biodiesel dan/atau produk samping) dan total energi input. Sedangkan NER dihitung sebagai rasio total energi output terhadap total energi input.
Hasil
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa limbah padat kelapa sawit, seperti serat dan cangkang, memiliki potensi sebagai sumber energi terbarukan yang signifikan. Berdasarkan perhitungan menggunakan metode life cycle assessment (LCA), limbah padat ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peningkatan net energy balance (NEB) dan net energy ratio (NER) produksi biodiesel dari kelapa sawit. Ditemukan bahwa penggunaan limbah padat kelapa sawit sebagai sumber energi dapat meningkatkan NEB sebesar 37,2% dan NER sebesar 25,5%. Hal ini menunjukkan bahwa memanfaatkan limbah padat kelapa sawit sebagai bahan bakar terbarukan dapat meningkatkan efisiensi produksi biodiesel dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Selain itu, hasil perhitungan menunjukkan bahwa potensi energi yang dapat diperoleh dari pemanfaatan serat dan cangkang sebagai bahan bakar adalah sekitar 10.118 MJ/ton produksi biodiesel. Potensi energi ini dapat digunakan setelah memperhitungkan efisiensi boiler sebesar 68%. Penelitian ini memberikan dasar yang kuat untuk praktisi industri kelapa sawit dalam memanfaatkan limbah padat secara optimal sebagai upaya mendukung pembangunan yang berkelanjutan.
Kesimpulan
Pemanfaatan limbah padat kelapa sawit seperti serat dan cangkang sawit merupakan salah satu inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas produk dari kelapa sawit. Keuntungan yang didapat adalah tambahan energi riil dan peningkatan kondisi lingkungan pabrik yang baik untuk keberlanjutan industri kelapa sawit. Tambahan energi riil yang didapat dari upaya ini adalah 10.118 MJ/ton produksi biodiesel atau menaikkan net energy ratio (NER) sebesar 25,5%.