Penulis
Angelina dan Jesica Handoko
Jurnal
Jurnal Ilmiah Akuntansi
Reviewer
Dela Oktafiani
Latar Belakang
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya perhatian terhadap isu lingkungan, khususnya emisi karbon, yang menjadi salah satu fokus utama dalam tanggung jawab sosial perusahaan. Pengungkapan emisi karbon dianggap penting karena dapat meningkatkan citra positif perusahaan di mata masyarakat dan memperoleh legitimasi dari masyarakat. Hal ini sejalan dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa perusahaan harus terbuka terhadap segala kegiatan operasionalnya untuk menjaga kepercayaan dari para pemangku kepentingan.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh kepemilikan institusional, komite audit, dan kinerja lingkungan terhadap pengungkapan emisi karbon pada perusahaan manufaktur. Untuk mengukur seluas apa pengungkapan emisi karbon pada tiap perusahaan, digunakan checklist yang telah dikembangkan berdasarkan lembar permintaan informasi yang diberikan oleh proyek pengungkapan emisi karbon (CDP).
Metode
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deduktif yang menggunakan data sekunder.
Hasil
Sampel penelitian adalah perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di BEI pada tahun 2017 hingga tahun 2020. Total pengamatan yang digunakan adalah 4 tahun sehingga total sampel yang dipakai selama penelitian periode tahun 2017-2020 adalah 148 sampel observasi.
Kesimpulan
Penelitian ini dilakukan untuk memeriksa serta menyelidiki pengaruh kepemilikan institusional, komite audit, dan kinerja lingkungan terhadap pengungkapan emisi karbon. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2017-2020. Variabel kepemilikan institusional memiliki pengaruh terhadap pengungkapan emisi karbon karena menunjukkan hasil yang signifikan. Kepemilikan institusional yang tinggi akan semakin meningkatkan pengawasan optimal pada perusahaan dengan tujuan akhir adalah memberikan image positif bagi para pemegang saham terkait dengan aktivitas perusahaan tersebut sehingga hipotesis pertama diterima. Variabel komite audit menunjukkan hasil yang signifikan terhadap pengungkapan emisi karbon sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis kedua diterima. Semakin banyak pertemuan yang diselenggarakan, semakin banyak wawasan yang didapat sehingga komite audit dapat memperkirakan keputusan yang diambil dalam rangka mengutamakan kepentingan stakeholders. Variabel kinerja lingkungan menunjukkan hasil yang signifikan terhadap pengungkapan emisi karbon dengan koefisien regresi menunjukkan nilai -0,087 yang berarti semakin tinggi kinerja lingkungan yang diukur melalui peringkat PROPER suatu perusahaan maka mengakibatkan sedikitnya informasi yang dipublikasikan pada laporan suatu perusahaan tersebut sehingga hipotesis ketiga ditolak.