Penulis
Tri Angga Sigit, Ahmad Kosasih
Jurnal
Indonesian Treasury Review: Jurnal Penbendaharaan, Keungan Negara, dan Kebijakan Publik
Reviewer
Andre Arta Pungkar
Latar Belakang
Dalam konteks Indonesia, sebagai negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, pemerintah pusat melaksanakan transfer dana ke daerah dalam upaya mengurangi ketidakseimbangan fiskal antara pemerintah pusat dan daerah, baik secara vertikal maupun horizontal. Transfer dana ini bertujuan untuk memberikan dukungan keuangan kepada kabupaten/kota dalam rangka mengurangi kemiskinan. Salah satu program yang mendapat perhatian adalah Dana Desa, yang diperkenalkan pada tahun 2015 sebagai amanah Undang-Undang Desa. Selain Dana Desa, variabel lain seperti Alokasi Dana Desa, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan Belanja Modal APBD kabupaten/kota juga memiliki pengaruh terhadap tingkat kemiskinan. Program-program ini, bersama dengan upaya pemerintah dalam mengembangkan infrastruktur dan menjaga stabilitas ekonomi, merupakan bagian dari strategi untuk mencapai penurunan kemiskinan di tingkat kabupaten/kota di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak Dana Desa dan variabel terkait terhadap tingkat kemiskinan di tingkat lokal, sehingga dapat memberikan pemahaman lebih mendalam tentang efektivitas program-program tersebut dalam mengurangi kemiskinan.
Tujuan
Tujuan dari penelitian adalah untuk memberikan gambaran dan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana pemerintah pusat di Indonesia, dalam konteks negara kesatuan dengan desentralisasi, menggunakan transfer dana ke daerah sebagai alat untuk mengatasi ketidakseimbangan fiskal, terutama dalam mengurangi kemiskinan. Fokus pembahasan adalah pada peran Dana Desa dan faktor-faktor terkait lainnya, seperti Alokasi Dana Desa, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dan Belanja Modal APBD kabupaten/kota dalam upaya mengurangi tingkat kemiskinan di tingkat lokal. Melalui penelitian ini, diharapkan akan dapat ditemukan bukti empiris yang menunjukkan sejauh mana program-program ini berhasil mencapai tujuan mereka, serta dampak yang telah dicapai dalam upaya mengurangi kemiskinan. Hasil dari penelitian tersebut dapat membantu pemerintah dan para pemangku kepentingan dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan yang lebih efektif untuk mengurangi kemiskinan di tingkat kabupaten/kota di Indonesia. Pemodelan campuran kualitatif dan kuantitatif
Metode
Penelitian ini menggabungkan dua metode analisis, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel independen, seperti Dana Desa, Alokasi Dana Desa, PDRB, dan Belanja Modal APBD, dengan variabel dependen, yaitu Jumlah Penduduk Miskin di tingkat kabupaten/kota di Indonesia. Ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi data panel untuk mengembangkan model matematis dan menguji hipotesis yang dapat memberikan kesimpulan penelitian. Sementara itu, pendekatan kualitatif melibatkan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan narasumber dari Kementerian Keuangan, yang memberikan wawasan yang lebih dalam tentang aspek kebijakan, pelaksanaan, dan dampak Dana Desa serta variabel terkaitnya. Hasil dari analisis wawancara digunakan untuk menyusun rekomendasi kebijakan yang lebih kontekstual dan relevan. Kombinasi kedua pendekatan ini memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang efektivitas program-program dalam mengurangi kemiskinan di tingkat kabupaten/kota di Indonesia.
Hasil
Hasil dari pendekatan kuantitatif dengan menggunakan analisis regresi data panel menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Dana Desa, Alokasi Dana Desa, PDRB, Belanja Modal APBD, dan Jumlah Penduduk Miskin di tingkat kabupaten/kota di Indonesia. Hasil ini memungkinkan untuk mengidentifikasi sejauh mana variabel-variabel ini berkontribusi terhadap penurunan tingkat kemiskinan di tingkat lokal. Sementara itu, dari pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dengan narasumber dari Kementerian Keuangan, didapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang aspek kebijakan, pelaksanaan, dan dampak program Dana Desa serta variabel terkaitnya. Rekomendasi kebijakan yang disusun berdasarkan hasil analisis ini lebih kontekstual dan relevan, mengingat pemahaman yang lebih dalam tentang realitas pelaksanaan kebijakan tersebut. Kombinasi kedua pendekatan ini memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang efektivitas program-program dalam mengurangi kemiskinan di tingkat kabupaten/kota di Indonesia, yang dapat menjadi dasar bagi perbaikan kebijakan dan implementasi yang lebih efektif di masa depan.
Kesimpulan
Secara keseluruhan, penelitian ini menghasilkan kesimpulan penting mengenai upaya mengurangi kemiskinan di tingkat kabupaten/kota di Indonesia. Pendekatan kuantitatif mengidentifikasi hubungan signifikan antara Dana Desa, Alokasi Dana Desa, PDRB, Belanja Modal APBD, dan tingkat kemiskinan, menunjukkan bahwa program-program ini memainkan peran penting dalam mengurangi kemiskinan di tingkat lokal. Pendekatan kualitatif melalui wawancara dengan pihak berwenang memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang kebijakan dan implementasi program Dana Desa. Rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dari gabungan kedua pendekatan ini adalah lebih kontekstual dan relevan, yang dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan efektivitas program-program ini. Sebagai negara yang berkomitmen untuk mengurangi kemiskinan, pemahaman yang komprehensif ini akan menjadi dasar penting untuk perbaikan kebijakan dan pelaksanaan yang lebih efektif, dengan harapan dapat mengurangi kemiskinan secara signifikan di seluruh Indonesia.