Strategi Dalam Menghadapi Resesi Global Yang Memengaruhi Generasi Z Terhadap Resiliensi Pasca Pandemi Covid-19

PENYUSUN

Sholeman

UNIVERSITAS

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Pendahuluan

Kondisi ekonomi dunia saat ini tidak sedang baik-baik saja, resesi ekonomi menjadi hantu menyeramkan sebagai momok yang membayangi seluruh negara di dunia. Saat ini kita akan berhadapan dengan dunia yang sedang was-was dengan kata lain, dunia di masa mendatang akan menghadapi badai besar yang akan datang yaitu ancaman resesi global.

Dikutip dari kompas.id menurut Mantan Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) dan Guru Besar di Harvard Kennedy School, Larry Summers, dengan murung menyebut, tingkat risiko di pasar global saat ini mirip kondisi tahun 2007, menjelang resesi hebat. Ia mengingatkan, ”Ini bukan waktunya ’barisan pemadam kebakaran’ (firefighters) bisa berlibur.”

Resesi ekonomi ini juga bisa diartikan dengan penurunan di dalam aktivitasaktivitas ekonomi yang secara signifikan dalam waktu stagnan dan lama, terjadinya resesi bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Resesi ekonomi dapat memicu turunnya keuntungan dalam sebuah perusahaan, pengganguran yang semakin meningkat, sampai ekonomi di dunia mengalami kebangkrutan. Resesi berawal dari lemahnya perekonomian global yang mempengaruhi ekonomi di dalam negeri setiap negara di dunia ini. Jika semakin kuat ketergantungan ekonomi suatu negara pada perekonomian global maka terjadinya resesi akan semakin cepat di negara tersebut. Jadi apabila di suatu negara berkembang yang perekonomiannya masih bergantung pada ekspor barang tambang, bahan baku dan lainnya dapat merasakan resesi lebih cepat. Pengaruh lemahnya ekonomi global dengan munculnya resesi setiap negara di dunia ini tidaklah sama. Di saat-saat seperti ini banyak negara di dunia cemas akan kedatangan resesi ekonomi ini dan ada juga negara yang acuh tak acuh atau tidak peduli. Secara umum, resesi ekonomi bisa terjadi jika ekonomi tumbuh negatif dua kuartal beruntun. Pada tahun 2020 dunia juga mengalami resesi yang sangat hebat yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19, pandemi ini banyak menyebabkan lapangan kerja yang kurang hingga membuat pengganguran semakin meningkat, dan banyak pegawai yang dirumahkan, tanpa adanya aktivitas dan mobilitas manusia, perputaran ekonomi ini pun menjadi macet. Walaupun saat ini pandemi Covid-19 sudah mulai mereda tapi dampaknya masih terasa menjadi gejolak bagi ekonomi global dan dunia saat ini juga masih mencoba untuk pulih dari efek pandemi Covid19 meskipun pemulihan perekonomian di berbagai negara di dunia masih lambat, tapi hal tersebut tidak dapat menghalangi negara-negara di dunia untuk terus memulihkan perekonomiannya. Saat ini negara-negara di belahan dunia sedang dihadapkan pada ancaman resesi ekonomi yang mengakibatkan ketidakpastian terhadap global yang terus meningkat. Dan hal tersebut juga berpengaruh terhadap keberlangsungan bagi Generasi Z atau disebut juga Gen Z dalam beraktivitas. Generasi Z adalah generasi yang lahir diantara tahun 1997 sampai tahun 2012, generasi Z saat ini berusia antara 10 sampai 25 tahun, generasi yang masih bersekolah, kuliah maupun bekerja. Generasi Z merupakan generasi yang cenderung memanfaatkan adanya teknologi digital karena generasi Z tumbuh bersamaan dengan perubahan dan perkembangan teknologi.

Pembahasan

Resesi adalah dimana kondisi ekonomi suatu negara yang sedang memburuk. Hal tersebut dapat dilihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) negative, pengangguran terus meningkat, dan pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal berturut-turut.  Resesi bisa terjadi saat aktivitas ekonomi mengalami penurunan yang signifikan dalam waktu stagnan dan lama, mulai dari berbulan-bulan hingga bertahun-tahun. Keadaan tersebut terus menimbulkan dampak dalam kehidupan masyarakat.

Resesi sebenarnya adalah suatu yang biasa terjadi dalam siklus ekonomi, tetapi hal tersebut dapat dilihat seberapa parah dampak yang ditimbulkan. Ada beberapa jenis resesi, meski tidak ada literatur resmi, tetapi kenyataannya pernah terjadi. Berikut ini ada beberapa macam resesi yang pernah terjadi di dunia, macam-macam resesi ini  dirangkum di dalam Economic Help:

  1. Boom and bust recession,Resesi ini terjadi ketika dalam suatu negara mengalami economic boom. Pertumbuhan ekonominya melesat di atas pertumbuhan rata-rata. Kenaikan ini memicu tingginya inflasi dan defisit transaksi berjalan. Sehingga Pertumbuhan ekonomi cenderung tidak berkelanjutan. Ketika terjadi inflasi, maka bank sentral menaikkan suku bunga. Tingginya suku bunga, belanja rumah tangga dapat diminimalisir, dan cenderung melakukan saving, hal ini pada akhirnya memicu resesi. Resesi macam ini biasa terjadinya dalam waktu yang cukup singkat dan tidak begitu parah. Ketika inflasi mulai mereda, bank sentral dapat menurunkan suku bunga, dan membuat perekonomian pulih.
  2. Balance sheet recession, Krisis finansial global 2008 menjadi contoh resesi ini. Artinya, balance sheet recession dapat berdampak buruk dan terjadi dalam waktu yang panjang. Resesi jenis ini dapat terjadi apabila neraca perbankan ataupun perusahaan yang mengalami penurunan sangat besar akibat merosotnya harga aset dan kredit yang macet. Jika ini terjadi, perbankan dapat membatasi penyaluran kredit, hingga akhirnya berdampak pada terjadinya resesi. Resesi yang terjadi pada periode 2007 hingga 2009 di Amerika Serikat juga sering disebut great recession.
  3. Supply-side shock recession, Resesi ini terjadi akibat masalah pasokan, dan pernah terjadi di tahun 1973 akibat minyak mentah. Pada saat itu harga minyak mentah sangat tinggi hingga memicu terjadinya inflasi yang tinggi. Sehingga bank sentral membuat kenaikan bunga yang berdampak pada stagflasi sampai resesi. Stagflasi merupakan periode pelambatan atau stagnannya perekonomian disertai dengan inflasi yang tinggi.
  4. Economic Depression, Resesi jenis dapat dibilang yang paling parah. Depresi dapat terjadi pada saat kontraksi ekonomi yang sangat dalam dan berlangsung dalam waktu yang lama, paling tidak dalam waktu 3 tahun. Ketika kontraksi ekonomi  mencapai bergandanya digit persentase begitu juga pada tingkat pengangguran.

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya resesi ekonomi yaitu disebabkan oleh 1. Guncangan ekonomi 2. Inflasi 3. Deflasi 4. Tingginya suku bunga 5. Gelembung aset pecah dan 6. Perkembangan teknologi. Saat ini perekonomian global sedang dihadapkan dengan ancaman besar, tentunya itu sangat berpengaruh terhadap generasi muda yang sudah merasakan pahitnya krisis akibat pandemi Covid-19. Tetapi ancaman resesi ini mungkin tidak akan terlalu membuat generasi muda takut akan tantangan yang akan datang tersebut.

B. Generasi Z atau Gen Z

Gen Z merupakan sebuah nama yang diberikan kepada generasi muda saat ini oleh para banyak peneliti demografi. Menurut Pew Research Center, Generasi Z terdiri dari orang-orang yang lahir antara tahun 1997 dan 2012. Generasi tertua dari generasi ini mencapai usia 25 tahun, dengan banyak yang sudah lulus kuliah, menikah, dan memulai keluarga. Mereka mengikuti generasi milenial (lahir antara tahun 1981 dan 1996). Akibat pandemi COVID-19, anggota Gen Z menghadapi masa depan yang lebih tidak pasti daripada yang dihadapi banyak generasi sebelumnya, Generasi Z atau Gen Z juga disebut sebagai generasi stroberi, Istilah kata dari strawberry generation ini pertama kali muncul di negara Taiwan, istilah ini ditujukan pada sebagian generasi baru yang lunak seperti buah strawberry. Dipilihnya buah stroberi sebagai sebuah sebutan untuk generasi baru saat ini dikarenakan buah stroberi yang bentuknya sangat indah dan cantik, tapi bila buah tersebut di pegang dan ditekan maka buah tersebut akan sangat mudah hancur.

Dikutip dari  Kemenkeu.go.id Menurut Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya dan dalam salah satu kesempatan kuliah online melalui streaming youtube beliau, strawberry generation adalah generasi yang penuh dengan gagasan kreatif tetapi mudah menyerah dan gampang sakit hati. 

Di sebuah jurnal yang menyebutkan buah stroberi, jurnal tersebut menjelaskan bahwa buah stroberi adalah buah semu atau bukan buah yang sebenarnya. Begitu juga pada generasi saat ini, mental stroberi adalah mental semu atau yang bukan sebenarnya dimiliki oleh generasi saat ini yaitu Generasi Z atau Gen Z . Generasi tangguh adalah generasi yang dapat berjalan dengan pendiriannya terhadap optimisme akan masa depan yang cemerlang.

Anies Baswedan di dalam salah satu sambutannya pernah mengatakan, Generasi muda saat ini tidak perlu diberikan pertanyaan mau menjadi apa di masa depan, tapi generasi muda saat ini harusnya dikasihkan pertanyaan akan membuat apa di masa depan. Generasi muda saat ini sebenarnya sudah memiliki semuanya seperti kreativitas, inovasi dan sikap adaptif. Sikap adaptif yaitu sikap yang mampu beradaptasi dalam segala bentuk perubahan. Dimana kemajuan zaman saat ini tidak dapat dicegah. Dengan sikap adaptif kita akan mencoba belajar kembali hal-hal baru diluar apa saja yang sebelumnya kita sudah pahami. C. Resiliensi Generasi Z Terhadap Kedatangan Resesi

Resiliensi adalah kemampuan dalam mengatasi segala kesulitan atau suatu kondisi untuk bertahan dan bangkit dari masalah yang dihadapi. Saat ini perubahan jaman dengan segala kondisinya selalu membawa konsekuensi, baik positif maupun negatif. Begitu juga pada generasi saat ini yang tumbuh di tengah pesatnya kemajuan teknologi digital. Tanpa sadar hal ini sangat mempengaruhi resiliensi generasi saat ini. Terbiasa dengan kondisi yang serba cepat, generasi sekarang pun mempunyai kecenderungan dalam mendapatkan segala macam hal yang diinginkan secara langsung. Tidak mau repot, lelah, dan ingin semuanya serba cepat tanpa mempedulikan bahwa segala sesuatu itu perlu proses dan butuh waktu. Apalagi tantangan yang akan dihadapi oleh generasi saat ini di depannya akan semakin sulit.Resiliensi sebenarnya bukan didapatkan sejak kecil, tetapi kemampuan yang seharusnya diolah untuk diri agar semakin tangguh dan kuat dalam menghadapi berbagai kesulitan.

D. Strategi Generasi Z Hadapi Resesi

Setiap negara di belahan dunia ini terus dibayangi terhadap  ancaman resesi global yang terjadi. Apabila terjadi hal ini tentu akan sangat berdampak terhadap buruk semua orang dan tentu generasi z ikut dampaknya. Meskipun ikut berdampak, sebagai generasi z tidak perlu khawatir akan hal tersebut sebab ada berapa hal yang dapat dilakukan sebagai generasi z untuk menghadapi ancaman resesi global yaitu sebagai berikut:

  1. Memperluas sumber pendapatan atau mencari penghasilan tambahan, Generasi z dapat mencari sumber pendapatan yang berbeda walaupun diantara generasi z belum atau baru mencari pekerjaan dan ada yang sudah bekerja, pendapatan dapat bersumber dari manapun. Dengan sumber pendapatan yang lebih dari satu dapat membantu apabila sumber utama terganggu jadi generasi z masih ada simpanan dari sumber pendapatan cadangan.
  2. Membuat anggaran pengeluaran belanja, dengan membuat anggaran generasi z dapat mengetahui berapa banyak pengeluaran belanja dan kebutuhan pokok yang diperlukan. Generasi z diharapkan untuk berhemat dan membeli kebutuhan yang diperlukan saja Sehingga generasi z dapat meninggalkan gaya hidup dan belanja konsumtif.
  3. Menyimpan pendapatan cadangan atau tabungan dan investasi, Generasi Z dapat menyisihkan pendapatannya yang didapatkan dari sisa pengeluaran belanja dan kebutuhan pokok. Pendapatan yang ditabung tersebut dapat digunakan sebagai pegangan, apabila pekerjaan utama terganggu dana cadangan tersebut dapat digunakan. Dan generasi z juga dapat melakukan investasi dengan minim risiko seperti deposito dan reksa dana.
  4. Memperluas jaringan sosial, Hal ini tentunya sangat berkaitan dengan sosial media sebagai generasi z jaringan sosial sangat diperlukan apabila mencari informasi dan pekerjaan. Salah satu manfaat dari sosial media adalah bisa mendapatkan pendapatan sampingan contohnya saja  menjadi influencer, selebgram, content creator, youtuber atau vlogger, freelancer dan lain sebagainya. Dengan adanya sosial media ini tentunya tidak akan membuat generasi z kesusahan untuk mencari pendapatan saat menghadapi resesi yang akan datang.
  5. Memperhatikan kesehatan mental dan emosional, jika kondisi kesehatan generasi z terganggu tentunya hal tersebut akan berdampak buruk jadi menjaga kondisi kesehatan adalah hal yang sangat perlu diperhatikan.
  6. Membuat asuransi, Banyak sekali asuransi yang dapat generasi z pilih contohnya saja asuransi kesehatan, apabila terjadi musibah dan diharuskan untuk dirawat asuransi kesehatan inilah yang akan menjadi pelindung jika dana rawat yang diperlukan sangat besar.

Penutup

Jadi dapat di simpulkan, saat ini kita akan berhadapan dengan dunia yang sedang was-was dengan kata lain, dunia di masa mendatang akan menghadapi badai besar yang akan datang yaitu ancaman resesi global. Resesi ekonomi ini juga bisa diartikan dengan penurunan di dalam aktivitas-aktivitas ekonomi yang secara signifikan dalam waktu stagnan dan lama, terjadinya resesi bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun. Walaupun saat ini pandemi Covid-19 sudah mulai mereda tapi dampaknya masih terasa menjadi gejolak bagi ekonomi global dan dunia saat ini juga masih mencoba untuk pulih dari efek pandemi Covid-19 meskipun pemulihan perekonomian di berbagai negara di dunia belum pulih sepenuhnya, tapi hal tersebut tidak dapat menghalangi negara-negara di dunia untuk terus memulihkan perekonomiannya. Saat ini negara-negara dibelahan dunia sedang dihadapkan pada ancaman resesi ekonomi yang mengakibatkan ketidakpastian, ketidakpastian tersebut mempengaruhi Generasi z. Generasi z adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 sampai 2012. Generasi tertua dari generasi ini mencapai usia 25 tahun, dengan banyak yang sudah lulus kuliah, menikah, dan memulai keluarga. Generasi Z atau Gen Z juga disebut sebagai generasi stroberi, Istilah kata dari strawberry generation ini pertama kali muncul di negara Taiwan, istilah ini ditujukan pada sebagian generasi baru yang lunak seperti buah strawberry. Menurut Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya, strawberry generation adalah generasi yang penuh dengan gagasan kreatif tetapi mudah menyerah dan gampang sakit hati. Datangnya resesi global ini, banyak hal yang sangat perlu diperhatikan bagi gen z untuk menghadapi ancaman dunia yang menjadi hantu menyeramkan di berbagai negara. Saat ini dengan pemulihan pasca pandemi Covid-19 yang sedang berjalan, gen z di sarankan perlu untuk membenahi dirinya dengan membutuhkan strategi tersendiri dalam menghadapi resesi global yang akan datang yaitu Memperluas sumber pendapatan atau mencari penghasilan tambahan, generasi z dapat mencari sumber pendapatan yang berbeda walaupun diantara generasi z belum atau baru mencari pekerjaan dan ada yang sudah bekerja, pendapatan dapat bersumber dari manapun. Generasi z diharapkan untuk berhemat dan membeli kebutuhan yang diperlukan saja Sehingga generasi z dapat meninggalkan gaya hidup dan belanja konsumtif. Sosial media dengan adanya sosial media tentunya tidak akan membuat generasi z kesusahan untuk mencari pendapatan saat menghadapi resesi yang akan datang. Asuransi, Banyak sekali asuransi yang dapat generasi z pilih contohnya saja asuransi kesehatan, apabila terjadi musibah dan diharuskan untuk dirawat asuransi kesehatan inilah yang akan menjadi pelindung jika dana rawat yang diperlukan sangat besar.

Daftar Pustaka

Basri, Muhamad Chatib. 2022. “Resesi Global dan Pilihan Kebijakan”, Diakses dalam

              https://www.kompas.id/baca/opini/2022/10/10/resesiglobaldanpilihankebijakan pada 13 November 2022

CNBC Indonesia. 2022. “Apa yang Terjadi Saat Dunia Resesi? Ini Gambaran Lengkapnya!”, Diakses dalam               https://www.cnbcindonesia.com/news/202210070956464377949/apayangterjadisaatduniaresesiinigambaranlengkapnya pada 12 November 2022

Estri, Gregoria. 2022. “Resesi 2023: Gen Z Perlu Siapkan Ini!”, Diakses dalam https://www.kompasiana.com/gregoriaestri7264/634291f9110fce26791b7

682/resesi2023genzperlusiapkanini pada 13 November 2022

Fathina, Hana. 2022. “Apa itu Resesi? Ini Pengertian, Penyebab dan Dampaknya”, Diakses dalam

              https://m.bisnis.com/ekonomibisnis/read/20221015/9/1587757/apaituresesiinipengertianpenyebabdandampaknya pada 13 November 2022

Kemenkeu.go.id. 2022. “Generasi Strawberry, Generasi Kreatif Nan Rapuh dan

Peran Mereka Di Dunia Kerja Saat Ini”, Diakses dalam             https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kpknlpekalongan/bacaartikel/14811/GenerasiStrawberryGenerasiKreatifNanRapuhdan

PeranMerekaDiDuniaKerjaSaatIni.html pada 12 November 2022

Miraza, B. H. (2019). Seputar Resesi dan Depresi. Jurnal Ekonomi KIAT, 30(2), 11-13.

Pransuamitra, Putu Agus. 2022. “Resesi Ada Jenisnya, Yang Paling Ngeri Bakal Terjadi di 2023?”, Diakses dalam             https://www.cnbcindonesia.com/market/2022102019594617

381432/resesiadajenisnyayangpalingngeribakalterjadidi2023 pada 13 November 2022

Pratiwi, Ryan Sara. 2021. “Ternyata Resiliensi Orang Indonesia Tergolong Rendah,

Apa Artinya?”, Diakses dalam            https://amp.kompas.com/lifestyle/read/2021/07/10/160407820/ternyataresiliensiorangindonesiatergolongrendahapaartinya          pada    13 November 2022

Purwanti, Teti. 2022. “Simak! Lakukan Ini Buat Persiapan Menghadapi Resesi”, Diakses dalam             https://www.cnbcindonesia.com/market/2022071411030317

355553/simaklakukaninibuatpersiapanmenghadapiresesi         pada    13 November 2022

Supriyatno, Helmi. 2021. “Semangat Resiliensi untuk Negara Tangguh”, Diakses dalam

              https://www.harianbhirawa.co.id/semangatresiliensiuntuknegaratangguh/ pada 13 November 2022

Warren, Karon. 2022. “Generation Z (Gen Z): Definition, Birth Years, and Demographics”, Diakses dalam               https://www.investopedia.com/generationzgenzdefinition5218554 pada 13 November 2022

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *