JobIN : WADAH KONTRIBUSI IGENERATION SERTA AKSESIBILITAS INFORMASI BAGI JOB SEEKERS GUNA MENURUNKAN PERSENTASE ANGKA PENGANGGURAN SEBAGAI SOLUSI INOVATIF APLIKASI BERBASIS INTERNET

PENYUSUN

Dilawati

UNIVERSITAS

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Pendahuluan

Isu terhadap pertumbuhan ekonomi memerlukan perhatian khusus. Sebab,  aktivitas manusia tidak lepas dari kegiatan ekonomi untuk menunjang kehidupan. Berbagai isu terkait ancaman resesi layaknya alarm bagi seluruh pelaku ekonomi untuk mempersiapkan diri menghadapi risiko dan perihal yang mungkin terjadi. Terselesainya sederet permasalahan utama negara menjadi kunci untuk pertahanan dan keberlanjutan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

 Urgensi terkait kemiskinan yang merupakan satu di antara masalah ekonomi utama Indonesia perlu dituntaskan secara bertahap. Berdasarkan data Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Menurut Provinsi dan Daerah (Persen), 20212022 oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, rata-rata persen Indeks Keparahan Kemiskinan dibeberapa daerah Indonesia wilayah perkotaan terus menurun. Berbanding terbalik dengan Indeks Keparahan Kemiskinan wilayah perdesaan yang cenderung mengalami kenaikan pada semester 1 (Maret) 2021 hingga semester 1 (Maret) 2022. Menurut data, Indeks Keparahan Kemiskinan pada tingkat Perdesaan mengalami peningkatan sebesar 0.03% dalam kurun waktu satu tahun di Kalimantan Barat. Perbedaan tingkat kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan diberbagai daerah yang sulit terjangkau  menciptakan masalah baru terkait ketidakmerataan pembangunan, ketidaklayakan pekerjaan, dan ketimpangan pendapatan. Keterbatasan menjadi hambatan bagi masyarakat untuk keluar dari jeratan kemiskinan. 

 Salah satu faktor penyebab terhambatnya pertumbuhan ekonomi adalah pengangguran. Pertumbuhan ekonomi dan pengangguran memiliki korelasi negatif. Sedangkan tingkat pengangguran dan tingkat kemiskinan berkorelasi positif atau berbanding lurus. Oleh sebab itu, meningkatnya pengangguran di suatu negara akan berpengaruh pada kenaikan angka kemiskinan. Data series subjek Tenaga Kerja dari Badan Pusat Statistik menyatakan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kalimantan Barat sejak 2019 mengalami peningkatan sebesar 1,47% menjadi 5,82% pada 2021. Kenaikan persen  pengangguran terbuka (2019-2021) di tiga daerah 3T (Terluar, Tertinggal, dan Terdepan) yaitu Sambas, Bengkayang, dan Kapuas Hulu meningkat diatas 0,45% hingga angka tertinggi 1,76% untuk Kapuas Hulu (2019-2021). 

 Meninjau daerah lain, kenaikan persen pengangguran di Kota Pontianak selaku ibu kota Provinsi Kalimantan Barat menunjukkan angka lebih tinggi yaitu 3,32%. Hal ini menunjukkan adanya faktor pendorong terjadinya pengangguran dimasing-masing daerah. Perkembangan teknologi di daerah 3T masih tertinggal. Sedangkan dibeberapa kota yang lebih maju menghadapi persaingan kerja tinggi dan laju pertumbuhan penduduk yang tak seimbang dengan ketersediaan lapangan pekerjaan. Berdasarkan sensus penduduk oleh Badan Pusat Statistik 2020, Pontianak, Kubu Raya, dan Ketapang dengan kenaikan persen pengangguran diatas 1,50% menjadi daerah dengan kepadatan penduduk diatas 570.600 jiwa. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa dibeberapa daerah dengan kepadatan penduduk lebih tinggi memiliki persen pengangguran yang lebih tinggi pula.   Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) di era society 5.0 mendorong munculnya berbagai inovasi yang relevan untuk meyelesaikan berbagai permasalahan yang terjadi. Perlu ditekankan bahwa upaya pemerataan secara bertahap dari pemerintah harus diimbangi dengan inovasi dari berbagai pihak untuk memaksimalkan teknologi dan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya, sehingga tidak menjadi alasan untuk terus tertinggal. Secuil pengetahuan tersebut dapat menjadi modal untuk mengembangkan potensi yang ada disuatu daerah. Oleh karena itu, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dengan upaya menurunkan tingkat keparahan kemiskinan melalui penurunan angka pengangguran, tulisan ini akan menjelaskan model aplikasi yang dapat diterapkan berkaitan dengan pemanfaatan teknologi di era society 5.0.

Pembahasan

Nanga (2005: 249) mendefinisikan pengangguran sebagai keadaan dimana seseorang dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan tidak sedang mencari pekerjaan secara aktif. Sedangkan menurut Sukirno (2004: 28), dalam perekonomian, pengangguran merupakan jumlah tenaga kerja yang mencari pekerjaan secara aktif tetapi belum menemukannya. Pengangguran dibedakan kepada tiga jenis, berdasarkan kepada faktor-faktor yang menimbulkannya (Simanjuntak, 1998: 14), yaitu pengangguran friksional, pengangguran struktural, dan pengangguran musiman. Pengangguran friksional adalah akibat dari kesenjangan waktu, informasi, dan kondisi geografis antara pencari kerja dan lowongan kerja. Pengangguran struktural terjadi karena pencari kerja tidak memenuhi standard an persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yang tersedia. Sedangkan, pengangguran musiman disebabkan oleh pergantian musim dan berkaitan dengan fluktasi kegiatan ekonomi jangka pendek, terutama sektor pertanian. 

 Beberapa faktor penyebab pengangguran diantaranya adalah distribusi tidak merata dan ketidakseimbangan antara jumlah tenaga kerja terhadap lapangan pekerjaan yang tersedia, ketertinggalan dan penggunaan teknologi kurang maksimal, kemampuan calon tenaga kerja yang tidak mumpuni, tingkat pendidikan, dan ketidaksesuaian lowongan pekerjaan dengan bidang yang ditekuni sebelumnya. Pertama, distribusi tenaga kerja tidak merata mengakibatkan kenaikan persen pengangguran. Sehingga terjadi ketidakseimbangan dan tingginya persaingan kerja dibeberapa daerah. Pada umumnya, masyarakat desa berpindah ke kota untuk mencari pekerjaan yang lebih layak. Persentase penduduk daerah perkotaan menurut provinsi, 2010-2035 akan terus meningkat hingga 60% pada 2025. Selain karena faktor kelahiran (fertilitas), tingkat migrasi juga menjadi salah satu penyebab bertambahnya jumlah penduduk kota. 

 Kedua, pada perdesaan masalah yang lebih utama adalah ketertinggalan dalam perkembangan teknologi yang berdampak pada  keterbatasan akses informasi. Sedangkan pada perkotaan, kurangnya kesadaran sumber daya manusia untuk mengembangkan keterampilan dan kualitas diri menjadikan kemajuan teknologi tidak dimanfaatkan secara maksimal. Terseret arus negatif globalisasi dan hedonisme menjadikan generasi muda nonproduktif. Masyarakat kota seharusnya lebih mudah memperoleh pekerjaan dengan dukungan kemajuan teknologi yang pesat. Tetapi justru memiliki persentase pengangguran lebih tinggi dibandingkan dengan perdesaan. 

 Ketiga, kemampuan calon tenaga kerja menjadi indikator penilaian utama dalam penerimaan tenaga kerja baru pada organisasi laba maupun nirlaba. Standar cukup tinggi berakibat pada kebutuhan sumber daya berkemampuan mumpuni sebagai penunjang citra perusahaan. Oleh sebab itu, tenaga kerja dengan kemampuan dibawah standar akan tersingkirkan dalam persaingan pasar tenaga kerja. Sejalan dengan faktor keempat, kerap kali tingkat pendidikan menjadi syarat lowongan pekerjaan yang dikhususkan untuk calon tenaga kerja dengan tingkat pendidikan tertentu. Selain itu, pilihan bidang yang tidak terbuka luas untuk semua calon tenaga kerja dengan kompetensi yang berbeda menjadi penghambat untuk memperoleh pekerjaan atau menjadi bekerja tidak sesuai bidang keahlian sesuai dengan faktor kelima. Bahkan, menurut pernyataan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek), Nadiem Makarim pada 26 Oktober 2021, sebanyak 80% mahasiswa Indonesia tidak bekerja sesuai dengan jurusan konsentrasi saat kuliah. Dengan ini, sesuai dengan faktor keenam, persaingan yang begitu sengit mengharuskan calon pekerja untuk menguasai lebih banyak skill sebagai modal untuk terjun ke dunia kerja.

 Maka dari itu, JobIN dirancang sebagai solusi dalam upaya mengurangi jumlah pengangguran di Indonesia. JobIN merupakan aplikasi digital berbasis internet yang memberikan kemudahan bagi berbagai kalangan terutama para pencari kerja dalam mengakses berbagai informasi terkait lowongan pekerjaan.

Nama JobIN terdiri dari kata ‘Job’ dan ‘IN’. Dalam bahasa Inggris, ‘Job’ berarti  pekerjaan. Pemilihan kata tersebut sebagai nama didasari oleh fungsi utama dari aplikasi JobIN yang berkaitan dengan pekerjaan. Sedangkan ‘IN’ merupakan 2 (dua) huruf awal dari kata ‘INDONESIA’ menjadi identitas dari aplikasi yang dirancang terkhusus untuk para pencari kerja di Indonesia. Masyarakat dari berbagai daerah dan tempat di Indonesia dengan dukungan jaringan internet dapat mengakses aplikasi JobIN. 

 Dalam model aplikasi ini, tenaga kerja dapat mengubah pengaturan pencarian kerja sesuai wilayah tempat kerja yang ingin dituju. Fleksibilitas yang didapatkan mempermudah pencari kerja dalam mengakses sebanyak-banyaknya informasi tidak hanya di daerahnya tetapi seluruh daerah di Indonesia. Terdapat 6

(enam) fitur utama dari aplikasi JobIN. Pertama, ‘Lowongan’ adalah fitur yang menyediakan berbagai informasi terkait lowongan pekerjaan yang tersedia. Mesin pencari yang digunakan dilengkapi dengan fitur filter yang memudahkan pencari kerja mengategorikan kelompok lowongan pekerjaan sesuai dengan klasifikasi yang dimiliki. Bagian ini dapat memfilter lowongan kerja sesuai jenjang pendidikan, bidang keahlian, usia, jenis kelamin, dan lama pengalaman kerja. Setiap lowongan yang tersedia akan dilengkapi dengan deskripsi persyaratan secara mendetail.

 Kedua, ‘Program’ adalah fitur yang menyediakan informasi terkait program-program yang diadakan. JobIN mewadahi berbagai kalangan untuk mengadakan program yang tiga diantaranya dikategorikan sebagai program magang, pelatihan skill, dan program kerja pemerintah. Program ini untuk mengurangi kesenjangan antara pemerintah dan masyarakat. Disisi lain pihak swasta dan akademisi dapat menjalankan dan atau mengikuti berbagai program pada aplikasi JobIN. Perusahaan yang membuka lowongan magang dapat lebih mudah menjangkau peminat yang memang membuka subfitur khusus untuk mencari informasi magang. Fitur ini membantu fresh graduate yang belum memiliki pengalaman kerja untuk memenuhi persyaratan pada lowongan kerja tetap yang ingin dilamar. Aplikasi ini memberi kemudahan pihak pemerintah untuk menjangkau masyarakat yang membutuhkan berbagai pelatihan keterampilan. Pemerintah juga dapat menjalankan program kerja melalui aplikasi ini. Sebagai contoh pendistribusian tenaga kerja, pendaftaran yang difasilitasi oleh aplikasi JobIN dirancang selengkap-lengkapnya. 

 Ketiga, ‘Perusahaan’ merupakan fitur yang menyediakan dua informasi, yaitu ‘Informasi Umum’ tentang perusahaan yang ingin dituju oleh pencari kerja dan ‘Trending’. Informasi umum yang disajikan membantu calon pekerja untuk mengenal perusahaan dengan beberapa informasi umum yang wajib diisi oleh perusahaan ketika memutuskan untuk bergabung di aplikasi JobIN. Selanjutnya ‘Trending’ dapat digunakan untuk melihat informasi perusahaan yang sedang tren.

 Hal ini dipengaruhi oleh tingkat pencarian dalam kurun waktu 24 jam dan tingkat rating perusahaan. Rating ini berkaitan dengan kepuasan pelanggan terhadap kinerja perusahaan dan kepuasan pekerja terhadap Corporate social responsibility (CSR) terhadap karyawan yang disajikan secara transparan, diperbarui setiap hari, dan diakumulasi setiap bulan. Rating ini disertai deskripsi penilaian yang menyediakan dua pilihan, yaitu ‘publik’ atau ‘privat’. Deskripsi penilaian yang dapat dikatakan sebagai kotak saran bagi perusahaan tersebut memungkinkan penilai untuk memerikan nilai secara terbuka atau rahasia kepada perusahaan sebagai bahan evaluasi perusahaan.

 Keempat, ‘Rumah Tinggal’ merupakan fitur yang menyediakan informasi sewa indekos atau kontrakan yang tersedia tak jauh dari perusahaan yang dituju. Dengan ini menjawab permasalahan bagi para pekerja yang harus mencari tempat tinggal jika harus merantau untuk bekerja. Pekerja dapat memesan kos atau kontrakan yang dikategorikan masing-masing melalui aplikasi JobIN. Sehingga pekerja yang memiliki keterbatasan biaya untuk berkeliling mencari tempat tinggal yang tepat tidak dipersulit. Daftar harga dan fasilitas yang ditampilkan dengan jelas dapat memudahkan pekerja untuk membandingkan dan menyesuaikan dengan budget yang dimiliki. Ini juga membuka peluang untuk para penyedia kos sekitar perusahaan untuk memasarkan dan memperkenalkan usaha sewanya. 

 Kelima, ‘Skill Boost’ berisi beberapa fitur yang mewadahi pekerja untuk mengenali dunia kerja melalui 4 subfitur, yaitu penyediaan webinar dan seminar, video edukasi, artikel berita, dan buku digital. Semua hal yang disajikan relevan dengan gagasan aplikasi ini serta berkaitan dengan ketenagakerjaan dan perekonomian. Fitur ini membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk berpartisipasi aktif mengadakan kegiatan yang bermanfaat seperti webinar dan seminar, serta video edukasi yang secara tidak langsung memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk melatih kreativitas. Artikel berita memungkinkan pekerja untuk mengetahui kabar terkini. Sehingga dapat terus mengikuti perkembangan zaman dan informasi. Adanya buku digital sebagai panduan dan tambahan wawasan bagi pekerja serta secara tidak langsung meningkatkan angka literasi Indonesia dengan kemudahan aksesnya. 

 Keenam, adalah ‘Konsultasi’ yang mewadahi para pekerja untuk melakukan konsultasi karir dengan para ahli. Fitur ini juga memberi kesempatan para konsultan untuk melakukan pekerjaannya dengan lebih fleksibel dan menjangkau pelanggan lebih luas dan mudah. Logo JobIN terletak dibagian tengah atas dari halaman beranda. Halaman beranda memuat kolom pencarian, tombol untuk enam fitur utama dan fitur pendukung, laman dan tombol posting, serta tombol daftar ‘Lamaran Saya’. Di sudut kanan atas terdapat titik tiga yang merupakan tombol ‘Lainnya’, berfungsi untuk akses terhadap pesan pribadi, pengaturan aplikasi, bantuan teknis, info aplikasi, kebijakan privasi, syarat dan ketentuan serta akses keluar aplikasi. Sudut kanan bawah adalah tombol ‘Profil’ dan kiri bawah adalah tombol ‘Notifikasi’.

Penutup

JobIN merupakan aplikasi digital berbasis internet dengan kegunaan utama untuk mencari informasi terkait ketersediaan lowongan kerja. Gagasan aplikasi JobIN ini untuk menjawab berbagai permasalahan terkait pengangguran yang berdampak pada tingkat kemiskinan dan kesejahteraan melalui inovasi teknologi. Aplikasi ini mewadahi para pencari kerja dengan kemudahan akses yang ditawarkan oleh berbagai fiturnya. JobIN juga membuka peluang bagi kalangan masyarakat umum, pelaku ekonomi, pemerintah, dan akademisi untuk berpartisipasi dalam upaya mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia.   Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang perlu terus mendorong perekonomiannya. Oleh sebab itu partisipasi aktif dari seluruh kalangan akan sangat berdampak pada penurunan angka pengangguran di Indonesia. Gagasan aplikasi JobIN ini memerlukan penyempurnaan bertahap melalui realisasi yang dapat memperjelas konseptualisasi. Oleh sebab itu, pengembangan aplikasi perlu terus dipantau untuk meningkatkan implikasi positif dari penggunaan aplikasi JobIN bagi pengguna pribadi. 

Daftar Pustaka

Adinda Putri, A. A. (2021). Perbandingan Faktor-faktor yang Memengaruhi Tingkat Pengangguran Terbuka di Indonesia Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19. Jurnal Kajian Ekonomi dan Pembangunan, 29.

Marliana, L. (2022). Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, Pertumbuhan Ekonomi dan Upah Minimum terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Indonesia. Ekonomis: Journal of Ekonomi and Business, 87.

Sukarnasih, D. A. (2022). Kajian Kemiskinan di Indonesia yang Dimediasi oleh Adanya Pengangguran. Widya Amerta Jurnal Manajemen Fak. Ekonomi, 58-60.

Badan Pusat Statistik Indonesia. (2022). Indeks Keparahan Kemiskinan (P2)  Menurut Provinsi dan Daerah (Persen), 2021-2022. Diakses pada 29  Oktober 2022,  dari https://www.bps.go.id/. 

KOMPAS.com. (2021). 80 Persen Mahasiswa Tidak Bekerja Sesuai Jurusan Kuliah. Diakses pada 30 Oktober 2022, dari https://www.kompas.com./.

Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat. (2021). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Kab/Kota (Persen), 2019-2021. Diakses pada 30 Oktober 2022, dari https://kalbar.bps.go.id/.

Badan Pusat Statistik Indonesia. (2020). Jumlah Penduduk menurut Wilayah, Klasifikasi Generasi, dan Jenis Kelamin Indonesia 2020 (Piramida Penduduk Indonesia 2020). Diakses pada 30 Oktober 2022, dari https://sensus.bps.go.id/.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *