SAGLIYAK: IMPLEMENTASI EKONOMI KREATIF BERBASIS APLIKASI CERDAS TERINTEGRASI UNTUK MENDORONG PEREKONOMIAN DIGITAL KAMPUNG IDIOT PONOROGO

SUB TEMA

Ekonomi

PENYUSUN

Arum Nismala Wardani dan Septiana Gili Rakasiwi

UNIVERSITAS

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Keseimbangan poros ekonomi menjadi pilar utama untuk menciptakan kemakmuran suatu negara. Dalam era digital ini, perkembangan teknologi membawa dampak signifikan terutama bagi wilayah-wilayah Terpencil, Terluar, dan Tertinggal (3 T). Wilayah-wilayah ini memerlukan perhatian khusus agar perekonomiannya sejalan dengan perkembangan masyarakat perkotaan secara umum, sebagai bagian dari upaya mencapai visi Indonesia emas 2045. Meskipun muncul banyak peluang bisnis dan inovasi baru, ketidakseimbangan dalam pemanfaatan digital marketing dapat mengakibatkan peluang-peluang tersebut tumbuh tanpa mengalami perkembangan yang signifikan. Hal ini semakin menguatkan pandangan bahwa banyaknya merek lokal dari wilayah 3 T perlu mengamankan posisinya dari persaingan dengan merek-merek baru yang telah mengadopsi strategi pemasaran digital dalam penjualan mereka.

Akhir-akhir ini banyak muncul sebuah tren yang mengacu pada pemberdayaan ekonomi yang memfokuskan sasaran utamanya pada masyarakat khusus atau pada wilayah 3 T, yakni masyarakat dengan kelainan tunagrahita atau populer dengan nama idiot. Berbicara mengenai idiot, di Jawa Timur tepatnya di Kabupaten Ponorogo ditemukan sebuah kampung unik yang memiliki sebutan Kampung Idiot sejak tahun 2008 silam. Julukan Kampung Idiot di Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong tersebut diberikan karena daerahnya yang dihuni oleh masyarakat dengan keterbelakangan mental (Susanto, 2021). Keadaan tersebut tak lepas dari faktor letak geografis dari Desa Karangpatihan yang terletak di bawah lereng gunung Rajekwesi sehingga menyebabkan Desa Karangpatihan memiliki kontur tanah yang tandus. Hal itu mengakibatkan hanya singkong yang dapat ditanam di desa tersebut sehingga penduduk mengalami penghambatan kecerdasan (Gravitiani, et al., 2021). 

Keadaan tersebut kini sudah mulai mendapatkan angin segar dengan adanya satu gerakan yang bertujuan untuk memberikan sebuah bekal kepada para warga penyandang disabilitas di desa tersebut. Kini lambat laun mereka mampu meningkatkan keberanian dan kreatifitasnya, serta mampu mengikuti perkembangan zaman. Sehingga, tak hanya menggantungkan hidupnya dari hasil alam saja. Gerakan tersebut bernama Rumah Harapan Mulya, yakni suatu gerakan yang dicetuskan oleh salah satu penduduk asli dan juga sebagai Kepala Desa Karangpatihan bernama Eko Mulyadi. Gerakan Rumah Harapan Mulya ini mendorong para masyarakat tunagrahita mampu memiliki jiwa kewirausahaan atau jiwa sociopreneur. Hal tersebut terbukti dengan berhasilnya para warga tunagrahita dalam memproduksi Batik Ciprat, keset, budidaya lele, sayuran dan lain-lain (Arum & Haryanti, 2017).  

Melalui Rumah Harapan Mulya yang didirikan oleh Kepala Desa setempat, para warga yang menyandang disabilitas ini berhasil menciptakan sebuah batik yang dinamai Batik Ciprat yang memiliki ciri khas tersendiri sehingga Batik Ciprat tersebut mampu menjadi sebuah identitas bagi Kampung Idiot Ponorogo (Gravitiani, et al., 2021). 

Hasil dari produk-produk yang dihasilkan oleh para penyandang disabilitas tersebut dinilai masih belum optimal. Hal tersebut dikarenakan produknya yang masih belum bisa merambah ke pasar yang lebih luas. Mereka masih menggunakan pemasaran produk secara konvensional dan belum mengembangkan perekonomian yang secara digital, sehingga belum memiliki tagline ataupun branding yang menunjukkan jika produk tersebut merupakan hasil dari kreatifitas dari masyarakat dengan keterbelakangan mental  (Kurniawan, et al., 2020).

Dengan demikian, penulis mengusung inovasi dalam bentuk pengembangan aplikasi sebagai strategi branding untuk produk-produk yang dihasilkan, dengan fokus pada menonjolkan ciri khas produk dari Desa Karangpatihan. Selain memberikan identitas merek, penulis memiliki tujuan untuk menggunakan aplikasi ini sebagai sarana untuk memperluas jangkauan pemasaran produk secara digital dengan harapan dapat mengoptimalkan perekonomian di Kampung Idiot dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Aplikasi tersebut juga dianggap sebagai langkah pertahanan dan bentuk pengenalan usaha dalam menghadapi perubahan era digital saat ini.

Aplikasi tersebut dinamakan Sagliyak (Sabar Gliyak-Gliyak) yang memanfaatkan kecanggihan teknologi berbasis Android dan juga IOS. Sagliyakdapat berfungsi sebagai sarana baru yang menghubungkan wirausaha di Kampung Idiot Ponorogo dengan konsumen di berbagai wilayah. Aplikasi ini diharapkan dapat menjadi alat untuk memperkenalkan kondisi desa dan meningkatkan perekonomian secara digital di Kampung Idiot tersebut. Seperti yang diketahui, tren berbelanja melalui platform e-commerce saat ini menjadi pilihan banyak orang karena dianggap lebih sederhana dan dapat dilakukan dengan mudah kapan saja dan di mana saja.

Sagliyakhadir sebagai aplikasi yang memberikan kemudahan dan efisiensi dalam mendukung proses pemasaran digital serta penjualan produk unik hasil karya warga tunagrahita di Kampung Idiot Ponorogo. Aplikasi ini berkolaborasi dengan mereka untuk aktif berkontribusi dalam mengembangkan ekonomi kreatif sebagai bagian dari upaya menuju visi Indonesia emas 2045.

Aplikasi Sagliyak disajikan dengan mengusung prinsip Kampung Idiot yakni “Urip Iku Gawe Urup” yang memiliki makna bahwasannya “kita itu hidup bukan untuk diri sendiri dan tidak untuk berdiri sendiri. Tetapi kita dilahirkan juga untuk saling membantu serta menolong sesama”. Makna tersebut ditunjukkan pada kata Gawe Urup yang artinya harus bersinar dan biasanya diperumpamakan dengan sebuah lilin yang menyinari sekitarnya atau bermanfaat untuk sekitarnya (Wartagiri, 2021).            

Logo Sagliyak mencakup gambar troli sebagai ilustrasi yang menunjukkan bahwa platform tersebut digunakan untuk kegiatan jual beli (Gambar 1). Ikon troli tersebut secara langsung mengaitkan dirinya dengan nama platform, yakni Sagliyak. Keselarasan ini dengan nama Sagliyak yang merupakan singkatan dari Sabar Gliyak-Gliyak, yang mengandung makna “sabar dan pelan-pelan”.

Pemilihan warna hijau dalam desain aplikasi Sagliyak memiliki tujuan untuk menyampaikan konsep kemakmuran atau stabilitas. Dengan inovasi dari aplikasi ini, harapannya adalah kampung idiot dapat tumbuh dan mencapai kemakmuran, serta memperoleh stabilitas dalam sektor ekonominya.

Dashboard atau beranda dari aplikasi Sagliyak menampilkan berbagai menu untuk mempermudah transaksi jual beli (Gambar 2). Di bagian kiri atas terdapat nama pengguna yang merupakan hasil dari pendaftaran akun. Adapun proses pendaftaran akun disajikan dalam flowchart (Gambar 3). Terdapat pula menu pencarian produk untuk memudahkan calon pembeli mencari produk tanpa perlu scroll lama. Alternatifnya, pengguna dapat memilih menu beli untuk menelusuri produk secara manual.

Di bagian kanan menu pembelian, terdapat opsi chat yang berfungsi sebagai sarana komunikasi antara admin dan calon pembeli (Gambar 2). Fungsinya meliputi pertanyaan terkait ketersediaan produk dan catatan khusus dalam proses pemesanan. Sementara itu disamping opsi chat, terdapat menu berita yang menunjukkan bahwa Sagliyak bukan hanya sebagai platform transaksi jual beli, tetapi juga sebagai sumber berita tentang Desa Karangpatihan, Kecamatan Balong, Kabupaten Ponorogo. Hal ini memungkinkan pengguna aplikasi untuk tetap mendapatkan informasi mengenai kegiatan terkini di wilayah tersebut.

Pada bagian bawah layar utama, terdapat saran produk untuk membantu calon pembeli menemukan dengan mudah produk yang tersedia dan mendapatkan informasi terbaru (Gambar 2). Rekomendasi ini dirancang untuk memudahkan calon pembeli dalam menemukan daftar produk yang ada serta memberikan pembaruan terkini melalui aplikasi Sagliyak.

Berikutnya, terdapat bilah status di bagian bawah yang mencakup empat symbol (Gambar 2). Simbol pertama adalah gambar rumah yang melambangkan layar utama pada aplikasi tersebut. Selanjutnya, terdapat gambar lonceng yang menandakan adanya notifikasi. Simbol hati yang menunjukkan produk yang disukai. Terakhir, terdapat gambar profil yang berisi informasi tentang akun yang digunakan dalam aplikasi tersebut.

Gambar 4 menunjukkan antarmuka menu notifikasi, di mana pengguna dapat menerima berbagai pemberitahuan terkait dengan aplikasi Sagliyak. Ini mencakup informasi mengenai status pesanan yang sedang diproses, pembaruan terkait perkembangan pesanan yang telah dipesan, berita terbaru, dan pemberitahuan terkait pesan yang diterima melalui fitur obrolan.  

Di layar profil terdapat beberapa opsi termasuk riwayat pembelian yang mencatat semua produk yang telah dibeli melalui transaksi di aplikasi. Terdapat juga opsi “Terakhir Dilihat” yang menampilkan produk terakhir yang dilihat oleh pengguna. Opsi terakhir adalah “Penilaian Saya” yang menampilkan produk yang disukai oleh pengguna dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk memberikan ulasan (Gambar 5). Fitur penilaian ini juga memberikan peluang untuk memberikan ulasan yang bermanfaat bagi pembeli lain dalam mengevaluasi produk tersebut.

Di bawah kolom pencarian terdapat tiga opsi, yaitu opsi pembelian, obrolan, dan berita. Di opsi pembelian, pengguna dapat melakukan pembelian produk dengan memilih produk, menginput jumlah yang diinginkan, dan menyelesaikan proses checkout untuk produk yang telah dipilih. Opsi pembelian menampilkan berbagai pilihan produk yang sudah dikategorikan, seperti kerajinan, sayuran segar, dan hasil ternak dari daerah tersebut. Setiap produk memiliki deskripsi singkat, dan pengguna dapat menambahkan jumlah produk yang ingin dibeli (Gambar 8). Jika ingin melihat lebih banyak produk, pengguna dapat menekan tombol “Ketuk untuk melihat produk lainnya”. Proses checkout melibatkan penambahan jumlah produk yang diinginkan, kemudian pengguna dapat menekan dan menahan pada produk untuk dimasukkan ke keranjang atau memilih opsi langsung membeli pada bagian bawah. Selanjutnya, menu obrolan berfungsi sebagai saluran komunikasi antara penjual dan pembeli (Gambar 6). Terakhir, menu berita memberikan akses untuk mendapatkan informasi terkini dari berita yang tersedia di dalam aplikasi (Gambar 7).

Dalam rangkuman pesanan, pengguna akan menemukan opsi pembayaran untuk barang yang akan dibeli. Beberapa pilihan metode pembayaran seperti menggunakan dana, OVO, atau metode pembayaran saat barang diterima (COD) (Gambar 9). Ini merupakan tahap akhir dari proses transaksi pembelian produk di aplikasi Sagliyak.

Kampung Idiot menghasilkan produk dari greenhouse oleh warganya serta produk hasil ternak yang dikenal dengan merek Berkah Fresh. Dalam aplikasi Sagliyak, produk dari greenhouse dan Berkah Fresh dikelompokkan berdasarkan kategorinya masing-masing, dan informasi tersebut dapat ditemukan di menu beranda dan menu pembelian. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah calon pembeli dalam mencari produk yang diminati. Berkah Fresh merupakan brand yang digunakan dalam pengemasan/packing hasil sayuran khas dari Kampung Idiot Ponorogo (Kurniawan, et al., 2020). Pengemasan tersebut menambah nilai pada produk sayuran dan hasil ternak, membuatnya lebih menarik dan dikenal oleh konsumen. Hal ini memberikan kemungkinan bagi konsumen untuk kembali melakukan pemesanan melalui aplikasi Sagliyak ketika mereka membutuhkan produk tersebut. 

Untuk menganalisis lebih lanjut terkait aplikasi Sagliyak (Sabar GliyakGliyak) ini, dilakukan suatu analisis SWOT. Analisis ini terdiri atas kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat).

STRENGTH  WEAKNESS  
Kemudahan aplikasi dalam menghubungkan para pengguna  Penggunaan mudah dan kekinian  Fitur yang saling terhubung 1. Belum punya brand image yang besar 
OPPORTUNITY  THREAT  
Berkesesuaian dengan revolusi industri 4.0  Meningkatnya digital ekonomi 1. Sikap apatis masyarakat sehingga membutuhkan kepercayaan lebih dari masyarakat 

Dari hasil analisis data tersebut, dirumuskan suatu strategi untuk memaksimalkan kekuatan dan peluang, serta meminimalisir kelemahan dan ancaman. Salah satu strategi yang dapat diimplementasikan adalah meluncurkan kampanye promosi yang luas, terutama ditargetkan kepada generasi muda dan seluruh lapisan masyarakat. Tujuannya adalah agar masyarakat lebih tertarik dan mengadopsi aplikasi ini sebagai solusi layanan terkini untuk kebutuhan mereka.

Sistem manajemen aplikasi Sagliyak akan diimplementasikan melalui kolaborasi antara pihak Rumah Harapan Mulya yang dipimpin oleh Kepala Desa Karangpatihan, Balong, Ponorogo (Kampung Idiot) dengan tim pengembang aplikasi Sagliyak. Dengan demikian, warga yang mengalami tunagrahita tidak perlu secara pribadi mengurus administrasi aplikasi ini, karena pengelolaan Sagliyak akan dilakukan secara bersama-sama melalui kemitraan dengan Gerakan Rumah Harapan Mulya. Keberadaan inovatif aplikasi Sagliyak(Sabar Gliyak-Gliyak) dalam ranah ekonomi kreatif dan digital menjadi harapan baru untuk meningkatkan perekonomian digital di Kampung Idiot Ponorogo, dengan memanfaatkan teknologi Android dan IOS. Oleh karena itu, inspirator berharap bahwa aplikasi Sagliyak dapat menjadi salah satu alat yang mendorong semangat para penderita tunagrahita di Kampung Idiot Kabupaten Ponorogo untuk terus mengembangkan potensi mereka, meningkatkan produktivitas, dan mengoptimalkan perekonomian menuju cita-cita Indonesia emas 2045. Meskipun terdapat keterbatasan, hal tersebut tidak boleh dianggap sebagai penghambat untuk berkreasi, karena kesuksesan sebuah karya tidak hanya bergantung pada kondisi sekitar, tetapi lebih pada keyakinan bahwa setiap orang memiliki potensi untuk berhasil.

Daftar Pustaka

Arum, T. S., & Haryanti, R. H. (2017). Program pemberdayaan tunagrahita melalui kerajinan keset di desa karangpatihan kecamatan balong kabupaten ponorogo. Jurnal Mahasiswa Wacana Publik, 1(1), 108-116. 

Gravitiani, E., Samudro, B. R., Purnomo, R. A., Sarungu, J. J., & Rahardjo, M. (2021). Batik Ciprat, Identitas dan Pemberdayaan Ekonomi Penyandang Disabilitas Kampung Idiot Ponorogo. Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(4), 502-508. 

Kurniawan, D. A., Maemunah, H., & Muhammad, M. (2020, September). Pemberdayaan Masyarakat Tunagrahita Melalui Kewirausahaan Sederhana di Kampung Idiot Desa Karangpatihan Balong Kabupaten Ponorogo Jawa

Timur. In SNPKM: Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

(Vol. 2, pp. 89-97). 

Susanto, H. H. (2021). Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Kampung Idiot

Karangpatihan Balong Ponorogo. JoIE: Journal of Islamic Economics,

1(1). 

Wartagiri. (2021). Tinjau Rumah Harapan Kelompok Tunagrahita, Gubernur  

Khofifah : Urip Iku Gawe Urup (Hidup Itu Untuk Memberi Kehidupan).

               Retrieved                  Februari                  6,                  2022,                  from https://wartagiri.com/2021/04/09/tinjaurumahharapankelompoktunagrahitagubernurkhofifahuripikugaweuruphidupituuntukmemberikehidupan/ 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *