EARTH (Eco-friendly Agricultural Resources for The Healthy): Aplikasi E- Commerce Untuk Produk Pangan Organik Serta Ramah Lingkungan Oleh Generasi Z

SUB TEMA

Ketahanan Pangan

PENYUSUN

Desak Putu Diah Pradnya Swari 

UNIVERSITAS

UNIVERSITAS UDAYANA  BUKIT JIMBARAN

Pembahasan

Dalam era digital yang terus berkembang pesat, penting bagi generasi Z untuk bisa melihat peluang dengan menggunakan teknologi dalam upaya mendukung ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan. Disebutkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata, dan terjangkau. Di Indonesia terdapat 76 wilayah yang memiliki tingkat ketahanan pangan yang masih tergolong rendah khususnya wilayah timur Indonesia. Sehingga ketahanan pangan merupakan masalah yang sangat krusial karena pertumbuhan penduduk yang meningkat pesat mempengaruhi permintaan produksi pertanian dan ketersediaan pangan.

Adapun persepsi yang dimiliki oleh para petani bahwa sektor pertanian tidak memberikan nasib baik untuk dipilih menjadi mata pencaharian yang utama. Sifat produk pertanian yang tidak elastis, menyebabkan banyak produk yang tidak terjual secara baik dan sehingga nilai jual turun. Akibatnya, penerimaan petani turun dan pendapatan petani secara keseluruhan turun. Hal ini menyebabkan penurunan terhadap gairah petani yang melemahkan ketahanan pangan pada tingkat wilayah. Sedangkan kegiatan ekonomi yang berbasis pangan dan hortikultura merupakan kegiatan bisnis yang tersebar luas di Indonesia dan berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi nasional secara luas. Permasalahan lainnya adalah kesulitan para petani yang ingin menjual hasil produksinya akibat tidak adanya kontrol atas produksi pangan yang menyebabkan banyaknya pedagang perantara melakukan monopoli harga di pasar. 

Selama manusia di dunia ini masih memerlukan produk pangan sebagai bahan pokok untuk menjamin kelangsungan hidupnya, maka sektor pertanian masih memegang peranan yang sangat penting dalam siklus hidup manusia. Ketahanan pangan tidak hanya menjadi masalah bagi negara-negara berkembang, namun juga bagi negara maju ketahanan pangan mendapat perhatian yang serius. Sehingga keterlibatan generasi Z sangatlah penting, karena mereka mempunyai kecenderungan untuk peduli terhadap lingkungan dan kesehatan, sehingga dapat menjadi bagian dari agen perubahan dalam hal seperti produksi pangan organik, mengurangi pemborosan makanan hingga mendukung petani lokal. Selain itu generasi Z juga memiliki kredibilitas dalam hal teknologi, sehingga dapat memanfaatkannya sebagai inovasi dalam sistem pertanian dan distribusi pangan.

Menurut penelitian Wijaya (2021) lebih dari cukup konsumen yang membeli produk organik percaya bahwa produk makanan organik lebih terjamin dan dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara signifikan. Banyak manfaat yang bisa dirasakan dengan mengonsumsi produk organik daripada mengonsumsi fast food. Sehingga banyak yang memberikan saran untuk meningkatkan minat pembelian terhadap produk organik. Namun, banyak masyarakat yang tidak dapat membeli produk organik karena harganya juga sangat mahal daripada sayuran biasanya. Serta alasan keamanan pangan sangat mempengaruhi minat beli masyarakat terhadap produk pangan organik. Untuk itu diperlukan alternatif solusi bagi masyarakat yang khawatir terhadap keamanan produk organik.   

Oleh karena itu, salah satu inovasi yang menarik untuk dilirik adalah aplikasi e-commerce yang bernama EARTH (Ecofriendly Agricultural Resources for The Healthy). Akronim dari EARTH sendiri memiliki nilai penting yang terkandung di dalamnya. Eco-friendly yang memiliki arti keberlanjutan, Agricultural Resources memiliki arti sumber daya pertanian,  for The Healthy yang artinya untuk kesehatan. Dengan mengusung nama EARTH dapat menginterpretasikan fokus pada pertanian yang ramah lingkungan, penggunaan sumber daya pertanian secara bijaksana serta tujuan promosi gaya hidup sehat melalui konsumsi produk pangan organik. Aplikasi EARTH hadir sebagai solusi atas keterbatasan akses produk pangan organik, kesulitan produsen muda dalam memasarkan produk pangannya, memudahkan petani untuk menjual produk pangan secara langsung, dan dapat mengontrol produksi pangan. 

Aplikasi EARTH dapat memudahkan konsumen untuk menemukan dan membeli produk pangan organik dengan kualitas yang premium, sehingga mengatasi keterbatasan akses fisik ke toko-toko organik yang mungkin tidak terjangkau oleh semua orang. Selain itu, memberi platform bagi produsen pangan muda yang memungkinkan mereka untuk memasarkan produk lebih luas kepada generasi Z dan generasi milenial yang aktif menggunakan media sosial. Aplikasi EARTH juga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat konsumsi pangan organik bagi kesehatan dan lingkungan, sehingga mampu mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat untuk memilih makanan yang sehat dan berkelanjutan. Aplikasi ini pastinya juga membantu memberikan informasi detail mengenai produk pangan organik, termasuk cara produksi, sertifikasi organik, dan manfaat kesehatan sehingga membantu konsumen untuk membuat keputusan pembelian yang cerdas. 

Yang membedakan aplikasi EARTH ini dengan aplikasi lainnya yaitu memiliki fitur “Green Impact Score” akan menjadi daya tarik bagi konsumen untuk terus melakukan kegiatan belanja di aplikasi ini. Green Impact Score ini adalah fitur revolusioner yang memberikan nilai dampak lingkungan pada setiap produk yang ditawarkan di aplikasi EARTH. Dengan berbasis data metrik dan jejak karbon, konsumen dapat melihat seberapa besar dampak yang dihasilkan dari setiap produk yang dibeli. Semakin tinggi skornya, berarti produk tersebut memiliki dampak yang semakin rendah pada lingkungan. Sedangkan semakin rendah skornya, semakin tinggi dampaknya pada lingkungan. Sehingga konsumen dapat melihat, membandingkan serta membantu untuk membuat keputusan terkait dengan konsumsi pangan organik dan mendukung pertanian yang ramah lingkungan. Contohnya, jika produk pangan organik yang diproduksi menggunakan energi yang terbarukan dan tanpa penggunaan pestisida kimia, maka produk tersebut memiliki skor “Green Impact Score” yang tinggi karena praktik pertanian yang ramah lingkungan. Namun, apabila produk pangan organik yang diproduksi menggunakan pestisida kimia dan transportasi jarak jauh, maka skornya mungkin akan menjadi lebih rendah, karena dampak lingkungan yang dihasilkan menjadi lebih besar. Penilaian menggunakan empat bobot kriteria dengan total bobot 100% yaitu; 1) Emisi gas rumah kaca 30% 2) Konsumsi energi 25% 3) Penggunaan air 20% 4) Penggunaan pestisida 25%. Pengukuran skor menggunakan skala perhitungan 1-10. Kemudian hasil skor dikalikan dengan nilai bobot relatif sehingga mendapatkan total hasil. Dalam hal ini diberikan contoh produk pangan yaitu skor sayuran organik dengan penggunaan pestisida berlebihan sebagai visualisasi penghitungan skor yang disajikan pada Tabel 1:

Tabel 1 Contoh Penghitungan Kriteria Dan Skor Untuk Sayuran Organik Dengan

Penggunaan Pestisida Berlebihan

KriteriaSkorBobot RelatifTotal
Emisi Gas Rumah Kaca630%1.8
Konsumsi Energi525%1.25
Penggunaan Energi420%0.8
Penggunaan Pestisida225%0.5
Total 100%4.35

Pada kriteria emisi gas rumah kaca artinya kriteria ini mengacu pada jumlah gas rumah kaca yang dihasilkan selama proses produksi, distribusi dan konsumsi produk pangan organik. Kriteria konsumsi energi yaitu mencakup seberapa besar penggunaan energi non-terbarukan yang dibutuhkan dalam semua tahapan produksi produk pangan tersebut mulai dari pertanian, pengolahan, hingga distribusi. Kriteria penggunaan air merupakan kriteria yang mengukur penggunaan air selama proses pertanian, irigasi, dan pengolahan produk pangan organik. Karena jika penggunaan air dilakukan secara berlebihan serta tidak efisien dapat menyebabkan penurunan kualitas air, degradasi tanah, hingga berdampak negatif pada ekosistem air. Dan kriteria terakhir, yaitu penggunaan pestisida yang menilai penggunaan pestisida dan bahan kimia lainnya selama proses pertanian produk pangan organik. Di mana penggunaan pestisida yang berlebihan dapat merusak lingkungan, mengancam keanekaragaman hayati, hingga berdampak negatif pada kesehatan manusia. 

 Hasil perhitungan skor “Green Impact Score” yang ditunjukkan dalam pada Tabel 1 untuk sayuran organik dengan penggunaan pestisida berlebihan adalah 4.35/10.0, yang artinya produk ini memiliki dampak lingkungan yang lebih besar serta diperlukan perbaikan dalam praktik pertanian yang digunakan. Hasil skor yang rendah ini menunjukkan bahwa produk tersebut dapat menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan, terlebih lagi dengan penggunaan pestisida yang berlebihan ini memberikan dampak yang signifikan buruk pada kesehatan manusia. Dengan demikian, konsumen dapat menggunakan skor “Green Impact

Score” sebagai panduan untuk memilih produk pangan organik yang memiliki dampak lingkungan yang lebih rendah dan mendukung praktik pertanian yang berkelanjutan. Skor yang lebih tinggi biasanya menunjukkan bahwa produk pangan organik tersebut diproduksi dengan menggunakan praktik pertanian organik dan lebih ramah lingkungan.

 Selain menawarkan berbagai macam produk pangan organik yang diproduksi secara bertanggung jawab oleh para produsen. Mulai dari sayursayuran, buah-buahan, biji-bijian, hingga produk olahan organik lainnya. Pada aplikasi EARTH juga terdapat fitur program kemitraan dengan komunitas petani organik yang membuat generasi Z semakin terhubung dengan pertanian organik dan memberikan pengalaman yang berharga. Melalui program kemitraan ini generasi Z memiliki kesempatan untuk berkunjung langsung ke peternakan atau kebun organik yang bekerja sama langsung dengan EARTH. Mereka dapat menyaksikan langsung bagaimana proses penanaman, pemeliharaan dan panen langsung produk pangan organik. Hal ini akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya pertanian organik dan upaya kesadaran untuk menjaga lingkungan. 

 Aplikasi ini juga menyediakan fitur chat untuk konsultasi langsung dengan petani yang sudah tersertifikasi dan berpengalaman dalam bidangnya mengenai cara berkebun dari rumah maupun seputar produk pangan organik tertentu. Sehingga memudahkan para pengguna maupun konsumen dapat berkonsultasi dan belajar tentang cara pemilihan tanaman, teknik penanaman, perawatan tanaman, hingga penanggulangan hama dan penyakit tanaman. Dengan fitur ini memungkinkan pengguna untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan petani lain maupun sesama konsumen EARTH. Mereka dapat bertukar informasi, berbagi tips dan trik dalam berkebun agar hasil panen semakin optimal. Fitur ini juga memungkinkan pengguna untuk terhubung dengan para petani di lingkungan sekitar. Dengan begitu komunitas pertanian EARTH akan semakin erat hubungannya antara konsumen dan produsen. 

 Pengimplementasian aplikasi EARTH secara realistis dan sederhana dapat dilakukan dengan beberapa tahapan yang disajikan pada diagram alir pada Gambar 1, diharapkan penerapan aplikasi EARTH bisa dilakukan dengan sukses dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan

Penyusunan

Rencana Strategis

Pengembangan

Aplikasi EARTH

Sosialisasi dan Edukasi

Implementasi dan Evaluasi

Pengembangan

Berkelanjutan

Gambar 1 Diagram Alir Pengimplementasian Aplikasi EARTH

  1. Penyusunan Rencana Strategis 

Mengidentifikasi target pasar dan kebutuhan masyarakat terkait pertanian organik, melakukan riset pasar dan analisis kompetitor untuk memahami posisi EARTH di pasar, menentukan tujuan jangka pendek serta jangka panjang untuk aplikasi EARTH

  • Pengembangan Aplikasi EARTH

Rekrut tim pengembang yang terampil serta berpengalaman dalam pengembangan aplikasi, mengembangkan fitur-fitur yang dibutuhkan pengguna dan petani lokal, serta lakukan uji coba secara internal dan lakukan perbaikan berkelanjutan

  • Sosialisasi dan Edukasi

Mengadakan kampanye sosialiasi secara luas di media sosial, workshop, dan acara pendidikan. Mengedukasi masyarakat tentang manfaat pertanian organik dan keberlanjutan lingkungan. Memberikan pelatihan kepada petani lokal dan masyarakat tentang penggunaan aplikasi EARTH 

  • Implementasi dan Evaluasi

Mengimplementasikan aplikasi EARTH secara bertahap, mulai dari daerah yang memiliki akses internet memadai. Melakukan evaluasi secara berkala dengan melakukan survey kepuasan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengguna terhadap aplikasi. Mengidentifikasi kendala dan tantangan yang muncul selama implementasi dan mencari solusi yang tepat serta sederhana

  • Pengembangan Berkelanjutan

Terus melakukan pembaruan dan pengembangan fitur aplikasi berdasarkan feedback dari pengguna. Menjalin kemitraaan yang kuat dengan petani lokal, pemerintah, dan lembaga terkait untuk mendukung pertumbuhan EARTH. Melakukan monitoring secara berkala untuk memastikan keberlangsungan dan keberhasilan program

Dalam menjalankan penerapan aplikasi EARTH secara realistis dan sederhana sangatlah dibutuhkan komitmen dan konsisten dari para tim untuk terus melakukan evaluasi, serta langkah yang terstruktur dan terukur menjadi kunci keberhasilan. Dari penyusunan rencana strategis hingga perkembangan berkelanjutan, setiap langkah memiliki tujuan penting dalam mencapai tujuan aplikasi ini.  Diharapkan aplikasi EARTH dapat memberikan dampak yang positif dan nyata bagi masyarakat dalam mendukung ketahanan pangan serta keberlanjutan lingkungan. Sesuai dengan tujuan awal aplikasi ini hadir sebagai solusi untuk memudahkan para petani untuk menjual dan mempromosikan secara langsung produk pangannya. Memudahkan para konsumen untuk melakukan pembelian karena terdapat sistem “Green Impact Score” yang dapat menjadi panduan untuk melihat seberapa besar dampak lingkungan yang dihasilkan dengan membeli produk pangan tersebut. Sehingga konsumen dapat melihat, membandingkan serta membantu untuk membuat keputusan terkait dengan konsumsi pangan organik dan mendukung pertanian yang ramah lingkungan.

Daftar Pustaka

Ardiansyah, M., & Chanrico, W. (2023). Pengaruh Unggahan Instagram Go Green Terhadap Intensi Membeli Produk Organik Bagi Mahasiswa Di Kota Batam. Journal of Information Technology and Computer Science (INTECOMS),

6(2).

Iman Santoso, M., & Susihono, W. (2020). Android Application Development for E-Commerce of Agro Products Using MySQL Database in Order to Strength Food Security in Banten. In Journal of Local Food Security (Vol. 1).

Khoirunnisa, F., Rozaki, Z., Wulandari, R., & Arie Suryani, C. (2023). “Crafting Innovation for Global Benefit” 190 Engagement and Contribution of the Young Generation to Agricultural Development in Indonesia (Vol. 3, Issue 2). http://epublikasi.pertanian.go.id/  

Maulana Alfi, K., Nur Rohmah, A., Marwah Azizah, S., Rahmi, M., & Akbar Nafiis, F. (n.d.). Mampukah Sulawesi Selatan Mendukung Ketahanan Pangan di Kawasan Timur Indonesia? (Can South Sulawesi Support Food Security in the Eastern Region of Indonesia?).

Rozci, F., Dewi, D., & Oktaviani, A. (2023). Analisis Penyebab Menurunnya Minat dan Partisipasi Generasi Muda dalam Sektor Pertanian. Jurnal Ilmiah Manajemen Agribisnis, 11(1), 48–56.  Tulus Wibowo. Pembangunan Ekonomi Pertanian Digital Dalam Mendukung Ketahanan Pangan Studi di Kabupaten Sleman, E., Pertanian, D., Perikanan, dan, Istimewa Yogyakarta, D., & Tulus Wibowo, E. (n.d.). https://doi.org/10.22146/jkn.47285

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *