Penulis
Hartina Husein, Putri A Saleh, Dwi Kriswantini, dan Ribka S. F. Bonara
Jurnal
Jurnal Akuntansi
Reviewer
Devi Rianti Marpaung
Latar Belakang
Sejak 2015- 2021 pemerintah memberikankan modal sebesar Rp.361.3 triliun kepada BUMN, tetapi kinerja laba BUMN secara rata stagnan Dimana pendapatan dan beban mengalami kenaikan yang sama, sementara itu penghasilan yang diperoleh BUMN tidak mengarah seperti kenaikan penpatan dan beban. Hal ini dapat terjadi karena pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas yang masih memegang kendali terhadap pengelolaan BUMN yang tidak lepas dari konflik kepentingan dan BUMN mengalami beberapa kasus skandal laporan keuangan, sehingga dapat dilihat terdapat gap apakah di perusahaan BUMN terdapat manipulasi laporan keuangan.
Tujuan
Artikel ini bermaksud untuk meneliti dan memberikan bukti empiris manipulasi laporan keuangan pada BUMN.
Metode
Untuk menilai dengan cara apakah perusahaan melakukan manipulasi kami menggunakan model matematis beneish M-Score dengan melibatkan 8 variabel keuangan yakni, DSRI, GMI, AQI, SGI, DEPI, SGAI, LVGI dan TATA yang mampu menangkap distorsi keuangan yang disebabkan karena manipulasi laporan keuangan. Kedelapan variabel tersebut mengatur tentang penghasilan permanen perusahaan, penggunaan aktual, penentuan biaya diskresi, inefesiensi biaya, pengelolaan aset serta solvabilitas perusahaan.
Hasil
Sebanyak 16 perusahaan yang diamati memiliki nilai Mean terendah -0.1479 sementara nilai Mean terbesar sebesar 1.6963. konsisten dengan tolok ukur M-Score bahwa perusahaan yang memiliki nilai pada masing-masing kategori >1 patut dicurigai melakukan manipulasi pada laporan keuangan dan terjadi pada variable GMI dan TATA yang memiliki signifikan kurang dari 1.
Kesimpulan
Dengan tujuan studi memberikan bukti empiris manipulasi laporan keuangan pada BUMN di Indonesia, hasilnya adalah sebanyak 16 perusahaan pada kurun waktu 10 tahun, melakukan manipulasi laporan keuangan yang ditunjukkan dengan nila >1 pada masing-masing indeks. menggunakan 8 variabel model Beneish M-Score, kami menemukan bahwa dua variabel yakni gross margin index (GMI) dan Total Accrual and Total Asset (TATA) digunakan oleh manajemen dalam memanipulasi laba. meningkatkan angka penjualan, mengakui pendapatan dengan tidak layak serta inefesiensi dari sisi biaya juga merupakan pilihan aktivitas untuk menunjukan nilai margin yang lebih baik.