Penulis
Risgiyanti, Joko Suyuno, Harmadi,dan Suryandari Istiqomah
Jurnal
Journal Indonesian of Economic and Business
Reviewer
Vita
Latar Belakang
Karyawan memiliki kebutuhan mendasar untuk memiliki rasa terhubung dan didukung oleh lingkungan kerja. Ikatan sosial yang terbentuk dapat membantu karyawan dalam mengelola stress dan mendorong kinerja yang lebih efektif. Sebaliknya, ikatan sosial yang buruk akan meningkatkan kecemasan karyawan ketika tidak mendapat dukungan sosial. Pengucilan sering terjadi di lingkup internal maupun eksternal kerja. Sebuah studi mengungkapkan bahwa Pola aktivasi otak, ketika dikucilkan secara sosial sama dengan ketika di sakiti secara fisik menjelaskan bahwa pengucilan (Eisenberger et al., 2003) meyebabkan penderitaan sosial. Penelitian sebelumnya mempelajari dampak pengucilan di dunia kerja terhadap karyawan dan komitmen dalam berorganisasi. Penelitian tersebut tidak membahas bagaimana pengucilan rekan kerja terjadi dan menunjukkan ketidakkonsistenan dalam hubungan pengucilan dengan komitmen organisasi. Penelitian ini mengkaji fenomena tentang pengucilan karyawan di tempat kerja dari sudut pandang “korban” dan mengisi gap ketidakonsistenan dalam dampak pengucilan terhadap komitmen organisasi.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana dampak dari pengucilan terhadap pemberdayaan psikologis dan komitmen karyawan dalam organisasi melalui mekanisme kecemburuan antar rekan kerja. Penelitian ini bermaksud untuk menyempurnakan penelitian sebelumnya yang belum menjelaskan hubungan antara dampak pengucilan terhadap karyaawan. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dan Pemodelan persamaan struktural kuadrat terkecil parsial (PLS-SEM) untuk menguji hipotesis.
Metode
Metode penelitian yang di gunakan dalam artikel ini adalah metode kuantitatif dengan menyebar kuesioner laporan diri secara online kepada karyawan sektor sistem informasi dan komunikasi di Indonesia. Kuesioner digunakan untuk menilai rasa iri rekan kerja, pengucilan di tempat kerja, pemberdayaan psikologis, dan komitmen dalam psikologis dengan skala Linkert 5 poin (“sangat tidak setuju” hingga “sangat setuju”). Kemudian, Pemodelan persamaan struktural kuadrat terkecil parsial (PLS-SEM) digunakan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan SmartPLS 3.3.2. Pemodelan ini digunakan untuk menganalisis pengaruh langsung kecemburuan dan pengucilan di tempat kerja tehadap komitmen organisasi dan pengaruh tidak langsung yang dimediasi oleh pemberdayaan psikologis.
Hasil
Berdasarkan hasil penelitian rasa iri yang ada karena perbandingan social yang tinggi berpengaruh langsung terhadap rekan kerja dan menyebabkan pengucilan di tempat kerja. Kedua, hasil penelitian menunjukkan bahwa pengucilan ditempat kerja memengaruhi pemberdayaan psikologis seseorang yang di kucilkan. Ketiga, penelitian ini menunjukkan bahwa pengucilan tidak memengaruhi komitmen seseorang dalam organisasi secara langsung. Namun, apabila variabel mediasi berupa rendahnya pemberdayaan psikologis akan menjadi pengaruh tidak langsung pada penurunan komitmen dalam organisasi. Penelitian ini telah membuktikan pengucilan berpengaruh terhadap komitmen dalam organisasi yang secara tidak langsung oleh peristiwa pemberdayaan psikologis. Hasil penelitian membenarkan teori perbandingan social (Festinger, 1954), dimana individu yang sering melakukan perbandingan social. Penelitian ini membenarkan teori konservasi sumber daya karena hasil menunjukkan bahwa tingkat stresdari efek pengucilan dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Dalam kondisi ini, manager harus mengedepankan keadilan prosedurial untuk meminimalisir rasa iri antar karyawan. Kedua, seorang manajer harus mampu menciptakan suasana kolaboratif melalui kepemimpinan dan komunikasi yang terbuka untuk memberikan rasa nyaman dan meningkatkan kinerja.
Kesimpulan
Penelitian ini memberikan bukti empiris tambahan yaitu, teori perbandingan social dan teori konservasi sumber daya penelitian ini telah menyempurnakan literarur pengucilan di tempat kerja pada penelitian sebelumnya. Studi ini menemukan bahwa rasa iri menjadi pengaruh langsung dalam pengucilan di tempat kerja yang mengarah pada rendahnya komitmen melalui psikologis karyawan. Penelitian ini masih keterbatasan karena respondennya hanya pekerja di Indonesia pada bidang ICT. Terlepas dari keterbatasan ini, penelitian ini membawa temuan baru terkait hubungan tidak langsung antara pengucilan di tempat kerja dan komitmen organisasi. Dan penelitian dimasa depan harus melihat kemungkinan variable mediasi lain, seperti sinisme organisasi.